Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: UnitedHealth, Bisnis Asuransi Terkaya

Kisah Perusahaan Raksasa: UnitedHealth, Bisnis Asuransi Terkaya Kredit Foto: Sipa USA/Kris Tripplaar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia nyatanya menciptakan ketidakpastian tanpa ujung. Aktivitas masyarakat terbatas. Pertumbuhan ekonomi di banyak negara melambat, bahkan ada yang menyatakan resesi ekonomi atau pertumbuhan di bawah nol.

Meski begitu, orang-orang mesti melaksanakan pola hidup sehat dan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19. Mengkonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, tidak beraktivitas monoton, dan ditambah suplemen menjadi salah satu cara menjaga kondisi tubuh tetap fit.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Berkshire Hathaway dan Warren Buffett

https://images.successstory.com/adminimg/image_uploads/content_images/Stephen-J.-Picture-CEO-Of-UnitedHealth-Group_1443722740.jpg

Banyak orang menganggap menjaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19 tidak hanya untuk saat ini, melainkan penting di masa mendatang. Satu cara yang umum dilakukan orang adalah membeli produk asuransi jiwa, kesehatan, dan lainnya. Atas dasar itu, banyak perusahaan asuransi berlomba menggaet nasabah di tengah wabah virus Corona ini

Kesempatan kali ini, Kamis (27/8/2020), Warta Ekonomi akan mengulas perjalanan perusahaan asuransi terbesar di dunia, UnitedHealth Group Inc. Dikutip dan diolah dari berbagai sumber relevan dan kredibel, kami sajikan kisah perusahaan raksasa dalam artikel sebagai berikut.

Menyandang gelar perusahaan asuransi terkaya di dunia, UnitedHealth Group Inc. adalah perusahaan dalam bidang kesehatan yang menawarkan proteksi kesehatan dan asuransi, bermarkas di Minnetoka, Minnesota, Amerika Serikat.

Perusahaan ini juga menawarkan program penuh asuransi kesehatan untuk individu, pegawai kantor, prajurit militer, pensiunan, lanjut usia (lansia) dan keluarganya. Adalah Medicare dan Medicaid, program penuh dengan fasilitas dokter dan perawat profesional, serta rumah sakit dan fasilitas perawatan lain, yang berhak mereka dapatkan jika ikut dalam asuransi tersebut.

Pada 2020 saja, UnitedHealth mampu membukukan seluruh pendapatan tahunan sebesar 242,1 juta dolar AS atau naik 7 persen dari tahun sebelumnya. Perusahaan juga mencatatkan laba bersih di angka 13,8 juta dolar AS di tahun yang sama, atau meningkat 15,5 persen dari tahun sebelumnya.

Dari catatan pendapatan tahunan tersebut, UnitedHealth kini menduduki peringkat kelima belas daftar Global 500 versi Fortune, pada 2020. Perusahaan ini juga memiliki aset dengan total nilai 173,8 juta dolar AS.

Jika menengok ke belakang, UnitedHealth berakar pada perkembangan Health Maintenance Organization (HMO), sebagai model dari perawatan kesehatan yang terorganisir. Dr Paul Ellwood, menjabat juru bicara HMO, sekaligus pendiri lembaga think tank, Interstudy, mendirikan organisasi HMO ciptaannya sendiri, awal 1970. Lalu pada 1971, Ellwood menyewa Richard Burke untuk mempraktikkan model HMO-nya.

https://images.successstory.com/adminimg/image_uploads/content_images/United-Health-Group-Centre_1443722871.jpg

Tiga tahun kemudian, Burke menjadi aktor utama di balik pendirian perusahaan asuransi terbesar saat ini. Dia membentuk Charter Med Inc., sebuah perusahaan swasta nirlaba di Minnetonka, Minnesota, AS. Jadi, dari Charter Med-lah, raksasa asuransi dunia itu bermula.

Pada 1977 UnitedHealth Corp. berdiri menggantikan Charter Med. Tujuannya mengatur ulang perusahaan dan menjadikan UnitedHealth menjadi perusahaan induk.

Perubahan dimulai. Dengan rencana meningkatkan bisnis, perusahaan meluncurkan program ekspansi dan akuisisi beberapa perusahaan lain. Secara bersamaan, UnitedHealth menjadi perusahaan publik dan saham pertamanya mulai diperdagangkan pada 1984.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: