Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nadiem Makarim: Sekolah Mau Tatap Muka, Gurunya Positif Covid-19

Nadiem Makarim: Sekolah Mau Tatap Muka, Gurunya Positif Covid-19 Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menyebut bahwa banyak guru yang terinfeksi Covid-19, seperti yang terjadi di Kota Surabaya, Jawa Timur, sebenarnya terjadi sebelum pembelajaran tatap muka kembali dibuka.

Menurut Nadiem, para guru tersebut selama proses Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) tetap berkegiatan di sekolah. Namun, banyak dari mereka pun tidak menyadari kalau terinfeksi Covid-19. Mereka baru mengetahui saat ada rencana pembelajaran tatap muka kembali, para guru dites dan ketahuan positif mengidap virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Nadiem Makarim Punya Akun IG, Jokowi: Ya Follow Mas Menteri Saja!

"Kita tidak tahu mereka positif sampai adanya rencana pembukaan, sekolah mau tatap muka, ketahuan gurunya positif," ujar Nadiem saat Rapat Kerja dengan Komisi X DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2020).

Nadiem melanjutkan, setelah diketahui ada beberapa guru yang terinfeksi, sekolah tersebut langsung ditutup kembali.

"Sesuai apa yang presiden sebutkan, harus ada rem dan gas. Beberapa kasus yang gurunya positif, kami investigasi. Itu kebanyakan pas PJJ, bukan karena kebijakan relaksasi, tapi karena kondisi infeksi yang sudah terjadi sebelumnya yang baru ketahuan saat kita berencana tatap muka," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, dia mengatakan, mengenai kebijakan kembali sekolah di zona hijau dan kuning merupakan hak dan tanggung jawab pemda masing-masing. "Karena mereka yang lebih tahu kondisi riil di lapangan, baik hak maupun tanggung jawab di zona kuning dan hijau itu adalah pemda," urainya.

Misi terpenting Kemendikbud kata dia sekarang adalah bagaimana mengembalikan anak-anak ke sekolah dengan seaman mungkin dan secepat mungkin.

"Kita tidak ingin terlalu panjang kita melakukan kegiatan tanpa tatap muka sama sekali. Ini hal yang sangat sulit karena terkait stakeholders dan opini publik yang berbeda-beda. Kami cari segala jalan agar anak bisa tatap muka seaman mungkin dan secepat mungkin, itu sulitnya," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: