Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Fakta Pertamina Tekor, Ahok Deh yang Jadi Bulan-bulanan Netizen

5 Fakta Pertamina Tekor, Ahok Deh yang Jadi Bulan-bulanan Netizen Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero) mengalami kerugian USD761,23 juta atau setara Rp11,1 triliun (kurs USD14.666) pada semester I-2020. Perseroan mencatat laba tahunan berjalan sebesar USD746,68 atau setara Rp10,94 triliun.

Sementara total penjualan dan pendapatan usaha Pertamina sebesar USD20,4 atau sebesar Rp299,2 triliun atau turun dibandingkan semester I-2019 sebesar USD25,5 miliar. Demikian dikutip dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian (tidak diaudit) untuk tahun yang berakhir pada 30 Juni 2020.

Baca Juga: Senyap PLN Rugi 3 Kali Lipat dari Pertamina, FH: Benci Ahok Yah?

Baca Juga: Kasus Penghina Ahok Masuk Tahap Pemberkasan

Penurunan penjualan dan pendapatan terjadi pada penjualan dalam negeri seperti minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produk minyak pengganti biaya subsidi dari pemerintah, turun dari USD20,9 miliar (2019) menjadi USD16,5 miliar. Kemudian imbalan jasa pemasaran USD479 juta (2019) turun jadi USD414 juta pada semester I-2020.

Berikut adalah fakta mengenai kerugian Pertamina yang dirangkum, Sabtu (29/8/2020).

1. Penyebab Kerugian

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan sepanjang semester I-2020 Pertamina menghadapi triple shock yakni penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri serta pergerakan nilai tukar dolar yang berdampak pada rupiah sehingga terjadi selisih kurs yang cukup signifikan.

“Pandemi COVID-19, dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina. Dengan penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi yang sangat tajam membuat kinerja keuangan kita sangat terdampak,” ujarnya.

2. Konsumsi BBM Turun

Menurut Fajriyah, penurunan demand tersebut terlihat pada konsumsi BBM secara nasional yang sampai Juni 2020 hanya sekitar 117 ribu kilo liter (KL) per hari atau turun 13% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tercatat 135 ribu KL per hari. Bahkan pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota besar terjadi penurunan demand mencapai 50%-60%.

“Namun, Pertamina optimis sampai akhir tahun akan ada pergerakan positif sehingga diproyeksikan laba juga akan positif, mengingat perlahan harga minyak dunia sudah mulai naik dan juga konsumsi BBM baik industri maupun ritel juga semakin meningkat," ujar Fajriyah.

3. Trending di Twitter

Kerugian perseroan menjadi tranding topik di Twitter dengan #ahokpertaminarugi. Para netizen pun mempertanyakan kerugian tersebut.

"Ahok: Pertamina merem pasti untung, tapi harus diawasi. Media: Pertamina rugi 11,33 triliun. Kalau dirangkai kedua judul berita ini bakal gini gak? Karena tidak diawasi Ahok, Pertamina rugi 11,33 triliun," tulis Tweet @s*m*nj*nt*k, Selasa (25/8/2020).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: