Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Cara Turunkan Risiko Kanker Kolon, Apa Saja?

5 Cara Turunkan Risiko Kanker Kolon, Apa Saja? Kredit Foto: Unsplash/Szabo Viktor
Warta Ekonomi -

Aktor Chadwick Boseman meninggal dunia setelah bergelut dengan kanker kolon selama empat tahun. Boseman terdiagnosis dengan kanker kolon stadium III pada 2016 dan sejak saat itu kankernya terus berkembang menjadi kanker kolon stadium IV.

Kanker kolon merupakan jenis kanker yang bermula di usus besar atau kolon. Kanker kolon terkadang disebut sebagai kanker kolorektal yang merupakan kombinasi antara kanker kolon dan kanker rektum.

Baca Juga: Dokter Miliarder Ini Sebut Virus Covid-19 Seperti Kanker

Kanker kolorektal merupakan jenis kanker terbanyak ketiga yang ditemukan pada laki-laki. Kanker ini juga merupakan jenis kanker terbanyak kedua yang ditemukan pada perempuan.

Seperti dilansir Mayo Clinic, kanker kolon memiliki faktor risiko yang tidak bisa diubah seperti faktor genetik. Akan tetapi, hanya sebagain kecil dari kasus kanker kolon yang berkaitan dengan faktor genetik yang diturunkan.

Kanker kolon juga memiliki beragam faktor risiko yang bisa diubah. Kebanyakan dari faktor risiko yang bisa diubah ini berkaitan dengan gaya hidup. Misalnya, pengaturan pola makan atau diet, berat badan, dan aktivitas fisik. Faktor risiko yang berkaitan dengan gaya hidup ini dinilai sebagai faktor risiko terkuat pada kasus kanker kolon, menurut American Cancer Society.

Seperti dilansir American Cancer Society, ada lima cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko kanker kolona atau kanker kolorektal secara umum. Berikut ini adalah kelima cara tersebut.

photo
Aktor Chadwick Boseman meninggal dunia, Jumat (28/8), akibat kanker kolon atau usus besar yang dideritanya - (EPA)

1. Skrining Kolorektal
Skrining bertujuan untuk menemukan adanya kanker sebelum tanda atau gejala dari kanker itu muncul. Skrining kolorektal dapat membantu menemukan adanya polip di area kolon atau rektum. Dengan begitu, polip bisa segera diangkat sebelum berkembang menjadi kanker.

Selain menemukan polip, skrining kolorektal juga bermanfaat dalam menemukan kasus kanker kolon dan juga kanker rektum pada stadium awal. Kanker yang ditemukan dan ditangani lebih cepat dapat memberikan hasil yang lebih baik. Skrining kolorektal sebaiknya dilakukan secara rutin ketika seseorang sudah memasuki usia 45 tahun.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: