Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Realisasi Anggaran Bantuan UMKM Capai 45,75%

Realisasi Anggaran Bantuan UMKM Capai 45,75% Kredit Foto: Kemenkop-UKM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penyerapan dana bantuan Covid-19 untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) baru terserap sekitar Rp56 triliun per 23 Agustus lalu. Dengan begitu, dana bantuan tersebut baru terserap 45,75% dari Rp123,46 triliun yang dialokasikan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk UMKM.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, selain itu, untuk usaha mikro yang tidak menerima kredit modal kerja dan investasi dari perbankan, pemerintah telah menyiapkan bantuan modal kerja, yaitu bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro berupa hibah Rp2,4 juta untuk 12 juta pelaku usaha mikro.

Baca Juga: 5 Fakta Pencairan Bansos Rp2,4 Juta untuk UMKM

"Program ini diharapkan menjadi jawaban bagi para pelaku usaha mikro yang modal usahanya tergerus untuk kepentingan konsumsi untuk dapat menambah inventory/modal kerja, serta memudahkan ke depannya pelaku usaha dapat terintegrasi dalam sistem keuangan inklusif," papar Teten di Jakarta, Minggu (30/8/2020).

Ia juga mendorong pelaku UMKM dapat mengoptimalkan teknologi digital agar dapat menjalankan usahanya dari rumah dan terhubung ke ekosistem digital serta melakukan adaptasi dan inovasi produk.

"Pasalnya, UMKM digital produktif merupakan kunci pemulihan ekonomi," tegasnya.

Teten menyebutkan bahwa tercatat sejak pandemi terjadi, penjualan di e-commerce naik 26% dan mencapai 3,1 juta transaksi per hari (McKinsey Juni 2020). Namun demikian, angka awal 2020 pemerintah mendata baru 8 juta UMKM hadir dalam platform digital atau 13% dari total populasi UMKM.

Karena itu, Teten menekankan perlunya peningkatan kerja sama antara kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi perbankan, fintech, marketplace, dan seluruh pihak lain yang terlibat untuk menyiapkan the Future SMEs agar UMKM dapat bersaing di pasar domestik dan pasar global.

"Pasalnya, pandemi Covid-19 berdampak signifikan bagi pelaku UMKM di Indonesia, baik dari sisi supply maupun demand," ucap Teten.

Tantangan lain juga tidak cukup hanya hadir dalam platform digital, isu sustainability dari UMKM di platform digital juga patut mendapat perhatian. "UMKM tidak hanya harus bertahan, tetapi juga harus mampu menjadi kompetitif baik di pasar lokal maupun global," pungkasnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: