Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditanya Soal Perang Afghanistan, Pemerintah Trump Gelagapan

Ditanya Soal Perang Afghanistan, Pemerintah Trump Gelagapan Kredit Foto: Antara/REUTERS/Joshua Roberts
Warta Ekonomi, Washington -

Subkomite Keamanan Nasional di House of Representatives Amerika Serikat (AS) meminta Menteri Pertahanan Mark Esper dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo memberi keterangan tentang strategi AS di Afghanistan.

"Perwakilan Carolyn Maloney, Ketua Komite Pengawasan dan Reformasi, dan Wakil Stephen Lynch, Ketua Sub-komite Keamanan Nasional bergabung dengan Komite Demokrat dalam mengirimkan surat kepada Menteri Pertahanan Mark Esper dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk menuntut kesaksian mengenai strategi AS saat ini di Afghanistan," kata seorang anggota komite dalam sebuah surat pada Senin (31/8/2020), dilaporkan laman Sputnik.

Baca Juga: Langkah Kejutan Trump, Bakal Tarik Pasukan dari Afghanistan?

Di surat itu disebutkan bahwa publik AS memiliki hak untuk mendengar langsung keterangan pemerintah mengenai prospek perdamaian di Afghanistan, termasuk tentang apakah negara itu dapat kembali menjadi "surga" bagi teroris.

"Pemerintahan (Donald) Trump telah berulang kali menolak untuk memberikan Subkomite Keamanan Nasional informasi tentang penanganannya terhadap perang terpanjang di Amerika," bunyi surat itu.

Menurut Komite Pengawasan dan Reformasi di House of Representatives, surat tersebut ditandatangani oleh Maloney, Lynch, dan 13 anggota Kongres Demokrat lainnya. Komite mengatakan perkembangan terkini akan memiliki konsekuensi signifikan bagi keamanan serta stabilitas jangka panjang di Afghanistan, termasuk di dalamnya perjanjian damai AS-Taliban.

Pada Februari lalu, AS dan Taliban telah menyepakati perjanjian damai di Doha, Qatar. Perjanjian tersebut mengatur tentang penarikan 14 ribu pasukan AS dari Afghanistan secara gradual. Selain itu, diatur pula tentang pertukaran tahanan antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban sebagai syarat dimulainya pembicaraan damai intra-Afghanistan.

Pada 10 Agustus lalu Taliban mengatakan siap mengadakan pembicaraan damai dengan Pemerintah Afghanistan. Hal itu disampaikan setelah Afghanistan membebaskan 400 tahanan Taliban.

"Sikap kami jelas, jika pembebasan tahanan selesai, maka kami siap untuk pembicaraan intra-Afghanistan dalam seminggu," kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen, dikutip laman Al Arabiya.

AS merupakan sekutu utama Afghanistan dalam memerangi Taliban. Pasukan Negeri Paman Sam telah berada di negara tersebut selama sekitar 18 tahun. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: