Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resiliensi dan Optimisme Humas di Ambang Resesi

Oleh: Agung Laksamana, Ketua Public Affairs Forum Indonesia & Dewan Kehormatan Perhumas

Resiliensi dan Optimisme Humas di Ambang Resesi Kredit Foto: Dok. Perhumas

Ada beberapa bukti sejarah ekonomi yang mendukung mengapa kita harus terus melakukan aktivitas humas dalam kondisi apa pun. Riset McGraw-Hill pada 1980-an misalnya, menganalisis 600 perusahaan B2B. Hasilnya, mereka yang tetap melakukan, bahkan menaikkan bujet marketing dan komunikasinya, berhasil mencatatkan kenaikan penjualan hingga 275% pada 1985.

Hal ini diamini oleh riset Strategy Planning Institute (SPI) dan Cahners Publishing Company, yang menemukan bahwa perusahaan yang tetap agresif pada resesi 1980-an, justru bisa menaikkan pangsa pasar mereka. Hal ini dikarenakan banyak kompetitor, khususnya perusahaan kecil yang justru mengerem aktivitas humas dan marketing mereka.

Artikel Harvard Business Review yang dirilis tahun 2010 menyebutkan mayoritas perusahaan yang memotong banyak anggaran dengan cepat justru tidak mendapatkan manfaat. Hanya 21% yang dikatakan berhasil. Sisanya, justru imej brand mereka jadi negatif di kemudian hari.

Memang, memotong anggaran pada masa krisis bisa menyelamatkan cash flow perusahaan untuk jangka pendek. Namun, hal itu juga membuat brand awareness dan pendapatan Anda melemah ketika krisis berakhir.

Justru, perusahaan yang menaikkan investasi humas dan marketing yang mendapatkan keuntungan untuk jangka panjang. Sebab, krisis pasti akan berakhir. Sehingga, brand Anda tetap diingat masyarakat ketika pandemi berakhir.

Hal ini menunjukkan masa resesi bukan alasan bagi korporasi atau praktisi humas untuk menghentikan aktivitasnya. Ketika banyak manajemen memotong anggara, praktisi humas harus adaptif dengan kondisi yang ada.

Oleh karenanya, humas tidak boleh menjalankan aktivitas seperti biasa. Dengan bujet seminimal apa pun, humas harus mencari cara yang berbeda, tidak menyerah dengan keterbatasan anggaran. Humas harus memiliki karakter resiliensi atau kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi yang sulit.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: