Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Catat! Ini Sektor yang Paling Untung dan Buntung saat PSBB

Catat! Ini Sektor yang Paling Untung dan Buntung saat PSBB Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) penuh akan dilaksanakan di ibu kota. Hal ini terjadi setelah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengambil langkah mengejutkan dengan mengumumkan bahwa Jakarta akan melanjutkan PSBB penuh dari masa transisi PSBB saat ini) mulai tanggal 14 September sebagai jeda darurat untuk menanggulangi peningkatan kasus COVID-19 di Jakarta.

Menurut Anies, tanpa PSBB penuh, tempat tidur isolasi di rumah sakit di Jakarta akan dapat digunakan secara maksimal pada 17 September. Mengingat pemanfaatan tempat tidur ICU sudah hampir mencapai kapasitas maksimal (kasus COVID-19 aktif di Jakarta 11.245 kasus pada 9 September dinbandingkan 4.123 kasus pada 30 Juni.

Terkait hal tersebut, Analis Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya menyebutkan bila sektor perdagangan yang ada di Bursa Efek Indonesia yang paling terpukul dalam hal pendapatan ketika Jakarta kembali menerapkan PSBB penuh adalah bank, kebijakan konsumen, ritel, jalan tol, dan otomotif.

Baca Juga: Mesti Koleksi Saham Apa Ya Saat PSBB Lagi?

“Selama PSBB penuh terakhir April-Juni 2020, sektor yang mengalami total arus keluar bersih asing terbesar adalah perbankan, otomotif, dan telekomunikasi,” jelasnya, di Jakarta, Kamis (10/9/2020).

Sementara itu, lanjut Hariyanto sektor yang paling tidak terpengaruh dalam hal pendapatan ketika Jakarta menerapkan lockdown yang lebih ketat adalah kebutuhan pokok konsumen, farmasi, menara, pertambangan logam, dan CPO. Pasalnya, dalam PSBB penuh terakhir April-Juni 2020, sektor yang masih mengalami total beli asing neto adalah sektor pertambangan logam.

“Kami juga menilai perusahaan komoditas, seperti CPO dan pertambangan logam, tidak akan terpengaruh oleh PSBB penuh di Jakarta karena mereka masih dapat memproduksi dan mengekspor produk ke pasar sasarannya di luar negeri. Bahkan, perusahaan tambang CPO dan logam bisa menikmati kenaikan harga komoditas dan pelemahan nilai tukar Rupiah saat ini,” ungkaopnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: