Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Ford, Mobilnya Orang Amerika

Kisah Perusahaan Raksasa: Ford, Mobilnya Orang Amerika Kredit Foto: Reuters/Mike Hutchings
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada kesempatan hari ini, Jumat (18/9/2020), Warta Ekonomi membahas kisah perusahaan otomotif raksasa Amerika Serikat, Ford Motor Company. Dengan mengutip dan mengolah sumber-sumber relevan, kami sajikan ulasan tersebut menjadi tulisan sebagai berikut.

Henry Ford, pendiri Ford Motor Company, lahir di sebuah peternakan dekat Dearborn, Michigan pada 1863. Ia memiliki bakat di bidang teknik, yang ia kejar sebagai hobi sejak masa kanak-kanak. 

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: China Construction Bank, Big Four Perbankan Masif China

headquarters-Ford-Motor-Company-Dearborn-Michigan.jpg

Ford baru memulai karyanya pada 1890 dengan berkarir sebagai karyawat di Detroit Edison Company. Di waktu senggangnya, ia membangun mesin bensin eksperimental. Pada 1892, ia menyelesaikan mobil buggy berbahan bensin pertamanya.

Tidak puas dengan karya ciptaannya, Ford pun kemudian menjual buggynya pada 1896. Itu ia lakukan lantaran membantu mendanai penciptaan mobil baru dari ide terbarunya. 

Atasan Ford di kantornya merasa bahwa hobi anak buahnya itu mengalihkan perhatian pada pekerjaan rutinnya. Meskipun Ford dipromosikan naik jabatan sebagai chief engineer, ia terpakasa berhenti bekerja pada 1899. 

Dari bengkel di belakang rumahnya itu, Ford mendapat dukungan finansial dari investor swasta. Ia kemudian mendidikan Detroit Automobile Company sejalan ia keluar dari perusahaannya itu. Ford mengembangkan dua mobil balap empat silinder, 80 tenaga kuda, yang disebut dengan 999 dan Arrow. Mobil ciptaannya memenangkan beberapa balapan dan membantu menciptakan pasar baru untuk mobilnya.

Dengan modal 28.000 dolar AS yang dikumpulkan dari teman dan tetangganya, Ford mendirikan toko baru pada Juni 1903. Pabrik itu bernama Mack Avenue. Di sana, Ford Motor Company mulai memproduksi dua silinder yang disebut dengan Model A. Tahun pertama pendiriannya, 1.708 unit mobil itu berhasil diproduksi. 

henry-ford-gettyimages-89857187.webp

Pada 1908, Model T, model terbaru ciptaan Ford berhasil diperkenalkan. Bisa dikatakan model itu sangat berhasil, sebab permintaan mobil di pasaran begitu besar. Dari situ, Ford mengembangkan metode produksi massal baru untuk memproduksi jumlah mobilnya dengan cukup masif. Cabang penjualan internasional pertama kali dibuka di Paris juga pada 1908. 

Lebih dari 10.000 unit model T diproduksi pada 1909. Itu berhasil dilakukannya karena telah menerapkan konsep perakitan baru pada manufakturnya.

Ford melebarkan bisnis perusahaannya dengan mendirikan pabrik perakitan baru di Kansas, Missouri, pada 1911. Di tahun yang sama, ia juga membangunpabrik pertama di luar negeri yang berlokasi di Manchester, Inggris.

Dengan hanya 3 tahun setelah membuka pabrik rakitan pertama di internasional, tercatat ada lebih dari 500.000 unit Model T di jalanan seluruh dunia. 

Sayangnya, setelah Perang Dunia I usai tepatnya pada 1918, Henry Ford secara resmi pensiun dari perusahaan ciptaannya. Ia menyerahkan perusahaannya kepada sang anak, Edsel Ford. 

henry-ford-gettyimages-51098603.webp

Pada 1923, perusahaan milik Ford memproduksi lebih dari separuh mobil-mobil di Amerika Serikat. Sampai akhir 1920-an, Ford memiliki lebih dari 20 pabrik perakitab di luar negeri, tersebar di Eropa, Amerika Latin, Kanada, Afrika Selatan dan Australia. 

Pada 1940, Henry Ford, yang menentang keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia II. Sikap itu ia buktikan dengan membatalkan kontrak (diatur oleh Edsel) untuk membangun 6.000 mesin pesawat Rolls-Royce Merlin untuk Angkatan Udara Kerajaan Inggris. Namun, pada akhirnya, opini publik membuat Ford berubah pikiran.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: