Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Studi: 90% Orang Melebih-lebihkan Tingkat Pengetahuan Keamanan Siber

Studi: 90% Orang Melebih-lebihkan Tingkat Pengetahuan Keamanan Siber Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Paruh tahun ini, akibat pandemi virus corona, banyak perusahaan beralih ke sistem kerja jarak jauh. Perubahan ini juga memengaruhi keamanan perusahaan dengan semakin banyaknya serangan berbasis web, phishing terkait virus corona, serta peningkatan penggunaan TI bayangan.

Untuk membantu bisnis meningkatkan keterampilan keamanan siber staf mereka, pada awal April 2020 Kaspersky dan Area9 Lyceum merilis kursus pembelajaran adaptif bagi para karyawan yang beralih ke bekerja jarak jauh, di mana pelatihan mencakup dasar-dasar operasi jarak jauh yang aman.

"Jika karyawan tidak melihat bahaya dalam tindakan berisiko, dalam menyimpan dokumen sensitif di penyimpanan pribadi, mereka kemungkinan tidak akan meminta petunjuk dari departemen atau keamanan TI. Dari perspektif tersebut, sulit mengubah perilaku demikian karena seseorang memiliki kebiasaan yang sudah tertanam dan mungkin tidak mengenali risiko terkait," kata Denis Barinov, Head of the Kaspersky Academy dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/9/2020).

Baca Juga: Pandemi Belum Usai, UKM Asia Tenggara Dibombardir Serangan Siber

Baca Juga: 3 Cara Cegah Kebocoran Data Pribadi Versi Ahli Keamanan Siber

"Akibatnya, unconscious incompetence atau ketidakmampuan yang tidak disadari itu tadi menjadi salah satu masalah paling sulit untuk diidentifikasi dan diselesaikan dengan pelatihan kesadaran keamanan," imbuhnya.

Analisis hasil pembelajaran yang dianonimkan mengungkapkan bahwa staf yang bekerja jarak jauh cenderung melebih-lebihkan tingkat pengetahuan mereka tentang dasar-dasar keamanan siber.

Dalam 90% kasus, ketika partisipan memilih jawaban yang salah, mereka mengevaluasi perasaan mereka dengan memberikan tanggapan berupa "saya mengetahuinya" atau "saya rasa saya mengetahuinya".

 

Hal ini terungkap melalui metodologi pembelajaran adaptif, yang meminta para partisipan untuk menilai tingkat kepercayaan diri mereka dalam menanggapi, serta menjawab pertanyaan tes.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: