Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 Unicorn Indonesia Berjemaah IPO di Tengah Pandemi, Yay or Nay?

5 Unicorn Indonesia Berjemaah IPO di Tengah Pandemi, Yay or Nay? Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra

Sedikit tak sama dengan yang lain, si unicorn Indonesia yang kelima, OVO mengaku belum memiliki rencana untuk menghimpun dana lewat pasar modal, baik domestik maupun internasional. Fokusnya saat ini adalah menjalankan rencana bisnis yang sudah dirancang perusahaan.

Kepada redaksi, Kamis (16/9/2020) lalu, Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra bilang, "OVO terus melakukan berbagai cara untuk beradaptasi terhadap setiap situasi. Kami memastikan strategi yang kami jalankan tepat untuk menghadapi kondisi ekonomi baru, khususnya terkait dengan kondisi ekonomi pandemi Covid-19."

Baca Juga: Startup Unicorn OVO Tertarik IPO di Bursa?

Lebih jauh, Karaniya bicara bahwa di tengah ancaman pandemi Covid-19 saat ini, perusahaan akan lebih fokus pada upaya membantu dan memberikan kontribusi positif bagi pemerintah guna memulihkan ekonomi Indonesia.

Dia sampaikan, "fokus utama kami saat ini ialah untuk membantu pemerintah Indonesia untuk secara proaktif berkontribusi dalam berbagai program maupun bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam menghadapi pandemi."

Gojek, decacorn pertama Indonesia, sendiri hingga berita ini ditulis enggan memberikan respons soal rencana IPO-nya.

Terka-Menerka Peluang IPO Unicorn di tengah Bencana Kesehatan

Saat hampir seluruh sektor bisnis mati suri akibat serangan pandemi Covid-19, industri startup justru digadang-gadang memiliki imun kuat melawan hantaman virus asal Wuhan itu. Malahan pandemi mendorong rencana bisnis perusahaan rintisan semakin maju.

"Karena pola hidup masyarakat berubah, aktivitas masyarakat pun saat ini serba digital. Hal ini membuat industri startup yang seharusnya terjadi dua tahun lagi menjadi lebih cepat," ungkap Pandu Patria Sjahrir yang juga masuk jajaran Dewan Komisaris Gojek.

Berseberangan dengan Pandu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi berpendapat bahwa pandemi saat ini membuat para startup, terutama yang masih kecil, semakin terhuyung-huyung. Tak sedikit pula yang sudah memotong jumlah karyawan demi bisa survive.

"Banyak perusahaan startup yang sebelum pandemi saja sudah terhuyung-huyung. Jadi, untuk bertahan ini agak berat karena persaingan yang tajam, kompetitornya juga mungkin punya modal yang lebih kuat. Di sisi lain juga masih banyak yang bakar uang," jelas dia kepada redaksi Warta Ekonomi melalui sambungan telepon, Minggu (20/9/2020).

Heru pun tak memungkiri bahwa ada sejumlah perusahaaan rintisan yang justru mendapat berkah di tengah bencana kesehatan saat ini. "Memang ada beberapa startup bahkan unicorn yang mungkin di era pandemi ini kinclong, misal e-commerce. Artinya, memang orang membutuhkan layanan tersebut."

Namun, bicara soal IPO unicorn, Heru tak lantas menyarankan mengeksekusi rencana itu saat ini, di tengah wabah. Pasalnya, kata dia, investasi yang menarik selama pandemi ini ialah instrumen-instrumen pemerintah seperti ORI, surat utang negara atau yang ke depan ada kepastian. Apalagi entah kapan pandemi ini akan berakhir.

"Iya, (IPO) memang berat karena betapapun masyarakat bingung memilih unicorn yang akan bertahan ke depannya. Mungkin kalau kesehatan, masih ada harapan. Orang investasi kan enggak bisa setahun-dua tahun, tapi mungkin lima tahun ke depan seperti apa (prospeknya)," terangnya.

Baca Juga: Traveloka Mulai Bangkit, Mungkinkah IPO Tahun Ini?

Heru menekankan bahwa tak menutup kemungkinan IPO bisa dilakukan oleh unicorn dengan kinerja positif misal e-commerce. Namun, hal itu bergantung pada daya beli investor. Jika golnya bursa luar negeri, peluangnya lebih besar karena suku bunga tabungan yang nol membuat orang mengalokasikan uang ke investasi saham.

"E-commerce kan secara presentasi transaksi meningkat, nilai juga meningkat sehingga misalnya mereka IPO, ya mungkin sambutannya juga cukup bagus. Cuma ngincarnya seperti apa. Kalau mencoba incar investor luar, mungkin (IPO) iya karena sekarang ini misal di Eropa kalau simpan tabungan, suku bunga nol. Sudahlah investasi saja," kata dia menggambarkan kondisi sektor keuangan masyarakat Eropa.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: