Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jaga Kesehatan dan Dorong Ekonomi, Pemerintah Andalkan Akselerasi Belanja

Jaga Kesehatan dan Dorong Ekonomi, Pemerintah Andalkan Akselerasi Belanja Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berbagai upaya perbaikan aktivitas ekonomi terlihat di tengah kekhawatiran risiko resesi dunia yang masih relatif tinggi akibat dari pandemi yang cenderung eskalatif. Seperti terlihat PDB Q2-2020 European Union tercatat tumbuh -14,4 persen, Inggris -21,7 persen, Amerika Serikat -9,1 persen, Jepang -9,9 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, untuk memitigasi risiko ini, berbagai negara terus mengucurkan stimulus baik fiskal maupun moneter, antara lain European Central Bank (ECB) menambah stimulusnya; Bank of England (BoE) menambah pembelian obligasi pemerintahnya; Jepang menambah belanja fiskal; serta disepakatinya paket fiskal Amerika Serikat.

Baca Juga: KUPA-PPAS Jabar 2020 Fokuskan Pemulihan Ekonomi

Peningkatan angka Purchasing Managers’ Index (PMI) Global di level ekspansif pada bulan Agustus 2020 menunjukkan aktivitas ekonomi global hingga bulan Agustus terus menunjukkan perbaikan. Hal yang sama juga terlihat dari kenaikan angka PMI Manufaktur Indonesia di level 50,8.

"Hasil asesmen terbaru OECD di bulan September 2020 merevisi ke atas outlook pertumbuhan global 2020 juga menambah sentimen positif akan perbaikan ekonomi ke depannya. Meski demikian, harga komoditas yang masih cenderung fluktuatif juga perlu tetap diwaspadai," ujarnya saat memaparkan APBN KiTa secara virtual di Jakarta, Selasa (22/9/2020).

Menurutnya, kasus kumulatif Covid-19 di dunia masih meningkat, seiring dengan bergesernya episentrum ke negara-negara yang berpenduduk besar seperti Amerika Serikat, India, dan Brazil. Kasus Covid-19 Indonesia juga belum melandai hingga akhir Agustus 2020 dan cenderung terus meningkat sejak diberlakukannya PSBB transisi sehingga pada tanggal 14 September Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta kembali menerapkan PSBB ketat.

Sementara itu, inflasi bulan Agustus masih rendah di kisaran 1,32% (yoy). Likuiditas perbankan berlebih dan Dana Pihak Ketiga terus meningkat yang menunjukkan pasar keuangan dalam keadaan stabil. Begitu pula dari penerbitan SBN, meski mengalami penurunan minat investor di bulan Agustus, yield masih tetap terjaga berada di level lebih rendah dibandingkan awal tahun 2020.

"Belanja Negara makin terakselerasi di bulan Agustus. Demikian pula halnya dengan kinerja program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terus meningkat sebagai bagian dari stimulus untuk mendorong pertumbuhan Q3-2020. Pemerintah berkomitmen untuk merespons pandemi dengan prudent dan penuh kewaspadaan sehingga kebijakan yang ditempuh dapat lebih terarah dan terukur," tukasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: