Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Langgar Garis Merah, Taiwan Paksa China Mundur

Langgar Garis Merah, Taiwan Paksa China Mundur Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Taipei -

Taiwan menuntut China untuk mundur dan menuduhnya mengancam perdamaian. Pernyataan itu dikeluarkan setelah seorang pejabat Beijing menolak perbatasan laut setelah serangan baru-baru ini.

Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mendesak Beijing untuk kembali ke standar internasional yang beradab setelah seorang juru bicara kementerian Luar Negeri China mengatakan tidak ada yang disebut garis tengah di Selat Taiwan karena Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah China.

Baca Juga: Mental Baja Taiwan Terkuak, Beli Beli Drone Reaper dan Rudal AS

"Garis tengah telah menjadi simbol untuk mencegah konflik militer dan menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan selama bertahun-tahun. Komentar Kementerian Luar Negeri China setara dengan menghancurkan status quo," ujar Wu kepada wartawan seperti dikutip dari France24, Selasa (22/9/2020).

"Saya menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengutuk PKC karena kata-kata dan perbuatannya yang berbahaya dan provokatif yang mengancam perdamaian ... China harus mundur," tambahnya dalam sebuah tweet.

China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, bahkan dengan kekerasan, meskipun Taiwan telah memiliki pemerintahan sendiri selama lebih dari tujuh dekade.

Beijing telah meningkatkan tekanan di pulau demokrasi itu sejak terpilihnya Presiden Tsai Ing-wen tahun 2016, yang menolak pandangan bahwa Taiwan adalah bagian dari "satu China".

Tahun lalu, Taiwan menuduh China melanggar perjanjian diam-diam yang telah lama disepakati setelah jet tempurnya -untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun- melintasi garis median perairan yang memisahkan kedua sisi.

Peningkatan hubungan Washington ke Taiwan di bawah Presiden Donald Trump telah menjadi titik hotspot lain hubungannya dengan Beijing, ketika AS dan China bentrok karena berbagai masalah perdagangan dan keamanan serta pandemi virus Corona.

Dalam beberapa bulan terakhir Taiwan telah melaporkan peningkatan tajam serangan pesawat tempur China ke zona identifikasi pertahanan udaranya (ADIZ).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: