Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siapkan Ekosistem Logistik Nasional (NLE), Batam Jadi Kawasan Percontohan

Siapkan Ekosistem Logistik Nasional (NLE), Batam Jadi Kawasan Percontohan Kredit Foto: Bea Cukai

Pemerintah secara bertahap akan mengimplementasikan Ekosistem Logistik Nasional di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu wilayah yang telah siap memasuki fase implementasi dan menjadi kawasan percontohan adalah Batam. Melalui Ekosistem Logistik, Batam yang merupakan bagian dari Ekosistem Logistik Nasional, pemerintah akan menyederhanakan layanan ship to ship floating storage unit (STS FSU).

Jika sebelumnya pengajuan data masih dilakukan secara manual di beberapa unit kementerian/lembaga dan membutuhkan waktu setidaknya tiga hari, lewat ekosistem logistik akan menjadi lebih efisien karena pengajuan data hanya diperlukan satu kali sehingga diperkirakan akan mempercepat waktu layanan hingga 70% atau mencapai satu hari.

Baca Juga: Bersiap untuk NLE, Luhut: Terlalu Lama Kita Disogok

Melalui Ekosistem Logistik Batam, pemerintah juga akan menyederhanakan perizinan usaha dan konsumsi di Pulau Batam. Jika sebelumnya layanan perizinan usaha dan konsumsi belum terintegrasi dan pengusaha harus mengajukan dokumen secara hardcopy ke Bea Cukai, setelah implementasi waktu validasi izin usaha dan konsumsi diestimasikan turun dari satu hari menjadi tiga puluh menit atau mencapai tingkat efisiensi hingga 94%. Selain itu, akan tercipta mekanisme pengawasan izin usaha dan konsumsi antara Bea Cukai dan BP Batam yang lebih akurat.

Pemerintah secara penuh mendukung sepenuhnya Ekosistem Logistik Nasional dengan mengedepankan upaya menghilangkan hambatan, peningkatan kecepatan dan mengurangi biaya logistik dalam perdagangan internasional maupun domestik. Pemerintah juga turut mengapresiasi yang tinggi terhadap entitas logistik baik pemerintah dan swasta yang telah bergabung dalam NLE ini. Peran serta entitas logistik baik pemerintah maupun swasta lebih luas masih sangat dibutuhkan agar ekosistem logistik yang berkembang di Indonesia dapat memberikan dampak yang optimal.

Munculnya penyedia berbagai platform digital baru di seluruh wilayah Indonesia sangat diharapkan. Tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian, penerapan program-program yang sudah direncanakan diharapkan dapat dipercepat, mengingat saat ini kita membutuhkan upaya yang maksimal di segala bidang untuk dapat memberikan sumbangan positif dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional yang mengalami perlambatan signifikan akibat pandemi Covid-19.

Sebagai sebuah ekosistem, Ekosistem Logistik Nasional memerlukan partisipasi aktif semua entitas terkait logistik baik di lingkungan pemerintah maupun para pelaku usaha untuk tumbuh dan berkembang bersama. Kesediaan setiap pihak untuk "mengorbankan" kepentingan sektoral sangat dibutuhkan demi tercapainya efisiensi logistik nasional yang menjadi tujuan utama dari penataan ekosistem logistik nasional.

Penataan Ekosistem Logistik Nasional memerlukan ketahanan dari semua pihak yang terkait. Ekosistem Logistik Nasional tidak dirancang untuk memberikan hasil instan dalam jangka pendek. Kompleksitas masalah yang harus diselesaikan dalam menata Ekosistem Logistik Nasional memerlukan strategi pentahapan yang cermat dan berkelanjutan. Setiap tahap ditetapkan dengan target capaian yang dapat menjadi landasan yang kuat bagi pelaksanaan tahap selanjutnya secara konsisten.

Kolaborasi antara platform-platform logistik digital, baik layanan pemerintah maupun layanan jasa logistik swasta adalah tulang punggung penataan Ekosistem Logistik Nasional. Dengan digitalisasi layanan dari seluruh entitas logistik, diharapkan tercipta layanan yang lebih transparan, mudah, dan efisien. Hal ini juga dimaksudkan untuk mendorong tumbuhnya platform-platform digital di sektor logistik sehingga Indonesia akan lebih siap memasuki persaingan di era ekonomi digital ini.

Penataan ekosistem logistik nasional diyakini mampu menghadirkan transparansi dan persaingan usaha yang lebih sehat di sektor logistik sehingga kinerja logistik nasional menjadi lebih efisien.

Dalam lima tahun ke depan, biaya logistik nasional diharapkan turun dari saat ini 23,5% PDB menjadi paling tidak 17% PDB pada tahun 2024. Perbaikan kinerja logistik nasional tersebut diharapkan mampu memperbaiki posisi Indonesia pada survei internasional seperti Ease of Doing Business (EoDB) dan Logistic Performance Index (LPI), serta mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang pada akhirnya dapat meningkatkan minat untuk berinvestasi di Indonesia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: