Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Bersama Malaysia & Thailand Dorong Peningkatan Konsumsi Karet Alam Domestik

Indonesia Bersama Malaysia & Thailand Dorong Peningkatan Konsumsi Karet Alam Domestik Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia bersama Thailand dan Malaysia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) bersepakat menyerap lebih banyak karet alam untuk kebutuhan dalam negeri. Kesepakatan ini diambil untuk menjaga harga karet yang terus mengalami tekanan.

"Sebagai negara produsen karet alam terbesar kedua di dunia, Indonesia turut merasakan dampak pandemi Covid-19 di sektor karet alam. Untuk itu, Indonesia bersama dua negara produsen karet alam lainnya berkolaborasi merumuskan upaya konkret guna memastikan petani karet tetap mendapatkan harga yang remuneratif di tengah situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini," ujar Plh Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kemendag, Antonius Yudi Triantoro di Jakarta, Kamis (24/9/2020).

Menurut Yudi, pandemi Covid-19 menyebabkan pemerintah di berbagai negara membuat kebijakan yang mengurangi penyerapan karet dunia seperti pembatasan keluar-masuk barang, penundaan pembelian karet, hingga karantina wilayah (lockdown).

Baca Juga: PLN Resmikan 5 Gardu Induk, Siap Listriki Puluhan Ribuan Pelanggan di Lampung

Baca Juga: Diakuisisi Pertamina, TPPI Langsung Tancap Gas Garap Proyek Rp2,7 Triliun

Karena itu, Indonesia bersama Thailand dan Malaysia terus berkomitmen menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan karet alam di pasar global, termasuk memastikan konsumsi karet alam domestik yang signifikan agar pengurangan ekspor akibat pandemi dapat digantikan dengan penggunaan karet di dalam negeri.

"Kami akan terus berupaya memperjuangkan sektor karet alam demi jutaan petani yang menggantungkan hidupnya pada komoditas ini. Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan konsumsi karet alam seperti penggunaan karet sebagai campuran aspal maupun produk barang jadi karet yang permintaannya meningkat akibat pandemi Covid-19 seperti sarung tangan karet dan karet perisai radiasi," lanjut Yudi.

Sekadar informasi karet alam merupakan komoditas ekspor pertanian kedua terbesar Indonesia. Pada 2019, total ekspor karet alam Indonesia tercatat sebanyak 2,58 juta ton dengan nilai US$3,65 miliar atau senilai Rp54,8 triliun. Persentase ekspor tersebut meliputi 79% dari produksi karet alam, sedangkan 21% dikonsumsi pasar domestik.

Sebagai penghasil kedua terbesar karet alam di dunia, pada 2019 Indonesia memproduksi 3,30 juta ton dari lahan perkebunan karet seluas 3,68 juta hektare. Sebanyak 85 persen lahan perkebunan dimiliki dan dibudidayakan oleh 2,2 juta petani karet.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: