Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Sawit: Maju Terus Pantang Mundur!

Industri Sawit: Maju Terus Pantang Mundur! Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 yang menginfeksi Indonesia selama lebih dari enam bulan ini memang telah membuat perekonomian nasional kocar-kacir. Kendati demikian, berbagai upaya terus dilakukan oleh sejumlah stakeholder dari berbagai sektor industri agar perusahaan dapat survive dan roda perekonomian tetap berputar dalam kondisi apapun.

Salah satu sektor industri yang terus bertahan di tengah pandemi adalah industri perkebunan kelapa sawit. Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono, mengatakan bahwa industri sawit masih berjalan normal.

Baca Juga: Bukan Jadi Gurun, Sawit Justru Sediakan Pupuk Organik di Kebun!

"Industri masih berjalan normal kendati ada perbedaan saat pandemi karena memang ada pembatasan. Namun, sekali lagi kita bersyukur operasional berjalan baik dan kinerja positif di tengah situasi perekonomian nasional dan global mengalami kontraksi," kata Joko.

Namun tak dapat dimungkiri, akibat pandemi, perjalanan pasar ekspor minyak sawit terbilang berat hingga akhir tahun 2020. Mengacu data GAPKI diketahui, ekspor produk sawit Indonesia turun 11,68 persen sepanjang Semester I-2020 menjadi sebesar 15,50 juta ton atau lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang berjumlah 17,55 juta ton.

Lebih lanjut Joko Supriyono menyebutkan, semua negara tujuan ekspor mengalami kontraksi permintaan akibat kebijakan lockdown yang diterapkan sejak Februari lalu. Pasar ekspor utama seperti Uni Eropa, India, dan China mengalami pelemahan permintaan yang sangat signifikan.

Memasuki Semester II-2020, Joko mengatakan, "Aktivitas ekonomi China, India, dan banyak negara lain mulai pulih sehingga permintaan akan minyak nabati untuk kebutuhan domestiknya mulai naik. Namun, belum dapat diprediksi berapa kenaikan ekspor hingga penghujung tahun ini."

Mengingat kondisi pasar ekspor yang sangat tidak stabil, konsumsi domestik menjadi harapan untuk menyeimbangkan supply dan demand minyak sawit. Konsumsi domestik untuk oleokimia mengalami kenaikan hingga 39 persen yang sebagian besar digunakan untuk produk sabun dan kebersihan tangan (hand sanitizer). Tidak hanya itu, penggunaan sawit untuk B30 juga mendukung penguatan konsumsi domestik di tengah segala kendala yang ada saat ini.

Data GAPKI juga mencatat bahwa sepanjang Semester I-2020, konsumsi domestik mencapai 8,67 juta ton atau sekitar 2,9 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2019. "Pasar domestik merupakan harapan di tengah merosotnya ekspor. Kalau tahun lalu, kontribusi domestik sebesar 31 persen. Sampai tengah tahun ini, konsumsi dalam negeri sudah 37 persen. Makanya, pasar domestik dapat menjadi penyeimbang," ujar Joko Supriyono.

Lebih lanjut Joko Supriyono menjelaskan, "Kegiatan ekonomi Indonesia juga sudah mulai pulih sehingga ke depan permintaan minyak sawit untuk pangan diperkirakan juga akan naik mengikuti permintaan oleokimia dan biodiesel. Kenaikan permintaan dan membaiknya harga minyak bumi diperkirakan akan menyebabkan harga minyak nabati naik."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: