Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akibat Covid, Pendapatan Tenaga Kerja Global Anjlok 10,7%

Akibat Covid, Pendapatan Tenaga Kerja Global Anjlok 10,7% Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kerugian besar dalam jam kerja yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 telah membawa penurunan "besar-besaran" dalam pendapatan tenaga kerja bagi pekerja di seluruh dunia.

Demikian diungkapkan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dalam laporan terbaru tentang efek pandemi di dunia pekerjaan. Menurut ILO, pendapatan tenaga kerja global diperkirakan turun 10,7% atau US$3,5 triliun dalam tiga kuartal pertama tahun 2020 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Angka ini tidak termasuk dukungan pendapatan yang diberikan melalui langkah-langkah pemerintah.

Baca Juga: DPR Sebut Buruh Keberatan dengan RUU Cipta Kerja

Penurunan terbesar terjadi di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah di mana hilangnya pendapatan tenaga kerja mencapai 15,1%. Amerika menjadi wilayah yang paling terpukul dengan penurunan 12,1%.

Laporan terbaru ILO juga menyebutkan bahwa kerugian jam kerja global pada sembilan bulan pertama tahun 2020 telah jauh lebih besar dari perkiraan pada laporan edisi sebelumnya pada 30 Juni 2020 lalu.

Misalnya, perkiraan revisi waktu kerja global yang hilang pada kuartal kedua (Q2) tahun ini jika dibandingkan dengan Q4 2019 adalah untuk 17,3% atau setara dengan 495 juta pekerjaan penuh waktu setara (FTE) (berdasarkan 48-jam minggu kerja).

Perkiraan sebelumnya adalah untuk 14% atau 400 juta pekerjaan FTE. Pada Q3 tahun 2020, diperkirakan terjadi kerugian jam kerja global sebesar 12,1% (345 juta pekerjaan FTE).

Sementara itu, prospek pada kuartal keempat telah memburuk secara signifikan sejak laporan ILO terakhir dikeluarkan. Di bawah skenario dasar ILO, kerugian jam kerja global sekarang diproyeksikan mencapai 8,6% pada kuartal keempat tahun 2020 bila dibandingkan dengan Q4 2019. Ini meningkat dari perkiraan ILO sebelumnya sebesar 4,9% atau 140 juta pekerjaan FTE.

"Salah satu alasan perkiraan peningkatan kehilangan jam kerja adalah bahwa pekerja di negara berkembang dan berkembang, terutama mereka yang bekerja di sektor informal, lebih terpengaruh daripada krisis yang lalu," ucap ILO.

ILO juga mencatat bahwa penurunan lapangan kerja lebih disebabkan oleh ketidakaktifan daripada pengangguran dengan implikasi kebijakan yang penting.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: