Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akibat Corona, Jumlah Penduduk Miskin Bertambah 38 Juta

Akibat Corona, Jumlah Penduduk Miskin Bertambah 38 Juta Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dampak ekonomi akibat pandemi virus corona atau Covid-19 menyebabkan bertambahnya penduduk miskin di dunia. Menurut World Bank (Bank Dunia) sekitar 38 juta orang dapat terjerumus ke kemiskinan esktrem akibat Covid—19.

Hasil penelitian tersebut tertuang dalam Laporan Terbaru Bank Dunia tentang Perekonomian di Kawasan Asia Timur dan Pasifik edisi Oktober 2020 yang baru dirilis di Jakarta, Selasa (29/9/2020).

Baca Juga: Digebuk Corona, Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Cuma Tumbuh 0,9%

"Guncangan Covid-19 tidak hanya membuat orang tetap miskin, tetapi juga menciptakan kelas 'orang miskin baru'. Jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan di wilayah tersebut diperkirakan akan meningkat sebanyak 38 juta pada tahun 2020," kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa, Selasa (29/9/2020).

Angka ini, lanjutnya, termasuk 33 juta yang seharusnya keluar dari kemiskinan dan 5 juta lainnya didorong kembali ke dalam kemiskinan. Hitungan ini menggunakan garis kemiskinan sebesar US$5,50/hari.

Victoria menambahkan, selama keberadaan Covid-19, pemerintah di negara-negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik telah secara rata-rata mengalokasikan hampir 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB)-nya untuk memperkuat sistem kesehatan masyarakat, mendukung rumah tangga, dan membantu perusahaan terhindar dari kepailitan.

Akan tetapi, beberapa negara mengalami kesulitan untuk memperluas program perlindungan sosialnya yang terbatas. Di mana sebelumnya, mereka membelanjakan hanya kurang dari 1% PDB-nya sehingga berlanjutnya dukungan dapat menyebabkan tekanan terhadap basis pendapatan pemerintah.

"Ada beberapa pilihan kebijakan yang cerdas yang dapat menekan parahnya dampak tersebut (kemiskinan) seperti misalnya dengan berinvestasi pada kapasitas pengujian dan penelusuran serta memperluas cakupan perlindungan sosial yang meliputi masyarakat miskin dan sektor informal," tambahnya.

Selain meningkatnya kemiskinan, dampak pandemi telah meluas dengan menekan sektor pekerjaan dan penghasilan. Penjualan perusahaan di beberapa negara Kawasan Asia Timur dan Pasifik turun 38%-58% pada bulan April atau Mei 2020.

"Perusahaan besar tampaknya pulih lebih cepat daripada perusahaan kecil dan menengah. Di mana UKM lebih rentan terhadap krisis dan kurang mampu beradaptasi dengan beralih ke digital. Baik karyawan berupah dan mereka yang bekerja dalam bisnis keluarga telah mengalami penurunan pendapatan yang signifikan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: