Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fintech BukuWarung Raih 8 Digit Dolar dari Banyak Angel Investor

Fintech BukuWarung Raih 8 Digit Dolar dari Banyak Angel Investor Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

BukuWarung, perusahaan fintech yang membantu pengusaha mikro Indonesia mengelola transaksi kas dan kredit, hari ini mengumumkan perolehan pendanaan dari investor-investor setelah lulus dari Y-Combinator.

Investor-investor yang terlibat pada pendanaan ini di antaranya Partners of DST Global, GMO Venture Partners, Soma Capital, HOF Capital, VentureSouq, dan angel investor, yang terdiri dari William Hockey (Plaid), Justin Mateen (Tinder), Rahul Vohra (Superhuman), Scott Belsky (CPO Adobe), Josh Buckley, Manik Gupta (ex-CPO Uber), Sriram Krishnan (Spotify), Harry Stebbings (20VC), Nancy Xiao (Bond Capital), Alison Barr Allen (Fast), serta angel investor lain dari WhatsApp, Square, dan Airbnb.

BukuWarung meraih pendanaan lebih dari delapan digit dolar dari tiga putaran pendanaan di 2020. Meski begitu perusahaan enggan membuka nilai pendanaan yang diperolehnya.

Baca Juga: 5 Unicorn Indonesia Berjemaah IPO di Tengah Pandemi, Yay or Nay?

"Kami meningkatkan fitur pembukuan dan terus mengembangkannya lebih dari sekadar pengelolaan kredit, kami menambahkan lagi fitur-fitur yang lebih detail dengan memperkenalkan fitur pengeluaran, penjualan, dan pencatatan profit untuk membantu pelaku usaha mikro memahami perkembangan bisnisnya lebih baik lagi," ujar Chinmay Chauhan, Co-Founder BukuWarung, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/9/2020).

Beberapa investor yang kini berinvestasi di BukuWarung di antaranya Quona Capital, East Ventures, AC Ventures, Golden Gate Ventures, Tanglin Venture Partners, Michael Sampoerna. Perusahaan juga didukung oleh angel investor dari beberapa perusahaan seperti Grab, Gojek, Flipkart, PayPal, Xendit, dan Mastercard.

Setelah meluncurkan pembayaran digital di Agustus, perusahaan berharap dapat menumbuhkan basis penggunanya di seluruh Indonesia secara signifikan dan terus mengembangkan fitur-fiturnya mulai dari fitur utama pembukuan hingga produk-produk yang bisa dimonetisasi, seperti kredit, tabungan, dan asuransi.

 

Didirikan pada 2019, perusahaan menyasar pasar 60 juta UMKM di seluruh Indonesia. Perusahaan mengklaim melalui teknologinya, merchant menerima pengembalian tiga kali lebih cepat dan mengalami peningkatan arus kas berkat pesan pengingat otomatis pembayaran yang dikirimkan oleh aplikasi.

Hingga saat ini, perusahaan telah melayani lebih dari 1,2 juta merchant di 750 wilayah di Indonesia. Melalui aplikasinya, perusahaan juga menyebut mencatat miliaran dolar nilai transaksi kotor, yang tumbuh 100 kali di 2020. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: