Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tren DeFi Roboh, 93% Mata Uang Kripto Diprediksi Turun Harga

Tren DeFi Roboh, 93% Mata Uang Kripto Diprediksi Turun Harga Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama beberapa bulan terakhir, protokol DeFi termasuk Yearn, Finance, Compound, Synthetix, dan Chainlink telah melihat harga token mereka melonjak, memicu pembicaraan bahwa pasar bullish yang telah lama ditunggu mungkin ada di sini.

Ledakan DeFi dibangun di atas Ethereum dan mendorong kenaikan harga ETH dari US$100 (Rp1,4 juta) di bulan Maret menjadi US$470 (Rp7 juta) di bulan Agustus.

Baca Juga: Tidak Sadar, Peretas Bursa Kripto KuCoin Pindahkan Aset ke Bursa DeFi

Namun, euforia DeFi telah memudar dalam beberapa minggu terakhir dan ada penurunan di pasar lainnya juga. Selama dua minggu terakhir, harga ETH berada di sekitar US$350 atau sekitar Rp5,2 juta.

Menurut CoinMetrics, 72% dari 250 aset kripto teratas telah menurun harganya dari minggu ke minggu dan angka itu meningkat menjadi 93% untuk analisis bulan ke bulan seperti dilaporkan oleh Cointelegraph, Kamis (1/10/2020).

Melihat grafik DeFi Messari, sepanjang September, sebagian besar token DeFi terkoreksi antara 15%-85% dengan bZx Network kehilangan 85%, Curve down 78%, Swerve (-76%), Ren (-57%), Balancer (-53%), THORChain (-52%), Synthetix (-34%), dan AAVE (-29%).

Grafik tersebut menunjukkan level bearish yang tidak terlihat sejak aksi jual pada Maret tahun ini. Sementara, kemunduran baru-baru ini membuat beberapa pedagang bertanya-tanya apakah pesta sudah berakhir. Selama pasar bullish tahun 2017, ada banyak penurunan harga.

Misalnya, pada awal 2017, ketika Bitcoin mencapai US$1.180 (Rp17,6 juta) untuk kedua kalinya, itu memicu penjualan besar-besaran dan cryptocurrency teratas turun hampir 40%. Tentu saja, itu tidak menghentikan Bitcoin untuk mencapai level tertinggi sepanjang masa sekitar US$20.000 (Rp298 juta) akhir tahun itu.

Dalam buletinnya minggu ini, DeFiWorld menyarankan koreksi normal dan hanya bagian dari tren yang lebih besar, menambahkan tahun ini mengingatkan mereka pada 2016.

"Kami bergerak dalam gelembung dan siklus 4 tahun. Sementara semua orang hanya memikirkan tentang apa yang terjadi hari ini, minggu ini, atau bulan ini, Anda harus memperkecil dan merefleksikan ke mana tujuan kami sebenarnya. Tren jangka panjangnya jelas: Naik."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: