Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Daging Ayam Hingga Telur Pemicu Deflasi September

Daging Ayam Hingga Telur Pemicu Deflasi September Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, indeks harga konsumen sepanjang bulan lalu turun atau mengalami deflasi sebesar 0,05%. Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan bahwa deflasi tersebut menjadi yang ketiga berturut-turut sejak Juli 2020.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menyumbang deflasi 0,37% diikuti kelompok transportasi yang juga tercatat deflasi sebesar 0,33%. Berikutnya, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01% dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan deflasi sebesar 0,01%.

Baca Juga: Tiga Kali Berturut-turut, September Deflasi 0,05%

"Sebaliknya, masih ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi. Yang paling tinggi ialah kelompok pendidikan sebesar 0,62%; disusul kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,25%; dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,15%," kata Kepala BPS, Suhariyanto, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/10/2020).

Suhariyanto menjelaskan, pemicu utama deflasi adalah penurunan harga daging ayam ras dan telur ayam ras. Masing-masing komoditas ini menyumbang kepada deflasi sebesar 0,04%. Berikutnya, bawang merah dan beberapa jenis sayuran seperti cabai rawit dan tomat.

"Daging ayam ras penurunan harga terjadi di 67 kota yang tertinggi di Wantampone sebesar 24%. Sementara, telur ayam ras penurunan harga terjadi di 79 kota," tambahnya. Sebaliknya, ada beberapa komoditas yang mengalami inflasi di antaranya minyak goreng dan bawang putih.

Untuk kelompok transportasi, komoditas yang dominan memberikan andil terhadap deflasi adalah adanya penurunan tarif angkutan udara dengan andil 0,04%.

Sementara itu, dari 90 kota IHK, 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar -0,83% dan terendah terjadi di Bukittinggi, Jember, Singkawang sebesar masing-masing sebesar -0,01%.

"Sementara, inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1% dan terendah terjadi di Pontianak dan Pekanbaru sebesar 0,01%," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: