Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petani Sawit Swadaya: Kompleksitas Tantangan dan Potensi

Petani Sawit Swadaya: Kompleksitas Tantangan dan Potensi Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun Indonesia terkenal dengan julukannya sebagai raja CPO dunia, tak dapat dimungkiri, pengembangan nilai tambah produk kelapa sawit melalui hilirisasi perlu menjadi fokus kebijakan pemerintah agar posisi Indonesia makin unggul dibandingkan Malaysia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, "Hilirisasi kelapa sawit Indonesia masih memiliki potensi karena hilirisasi kelapa sawit masih relatif belum berkembang seperti yang terjadi di negara tetangga, Malaysia."

Baca Juga: Sahat Sinaga demi Kelancaran Program BBN: 4 Syarat Peningkatan Produktivitas Kebun Sawit

Lebih lanjut Sri Mulyani menilai, dengan hilirisasi tersebut, kesejahteraan petani sawit dan pelaku sektor perkebunan kelapa sawit lainnya dapat meningkat. Data mencatat, jumlah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam sektor perkebunan kelapa sawit mencapai sebanyak 4,2 juta orang. Sementara, sebanyak lebih dari 12 juta orang merupakan tenaga kerja yang tidak terlibat secara langsung dengan kelapa sawit.

Sebagaimana diketahui, kelapa sawit memiliki peranan yang sangat penting, tidak hanya bagi perekonomian nasional, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat. Sumbangan devisa dari sektor perkebunan kelapa sawit mencapai sekitar US$20 miliar (Rp14.839) atau lebih dari 14 persen dari total penerimaan devisa ekspor nonmigas.

Dengan program biodiesel berbasis minyak sawit, ketergantungan terhadap impor bahan bakar dapat diatasi. Perlu diingat, sebagian besar perkebunan kelapa sawit dimiliki oleh petani mandiri yang lahannya terbatas dan produktivitasnya lebih rendah dibandingkan perusahaan besar sawit swasta. Melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang dijalankan oleh BPDPKS, produktivitas kebun sawit rakyat diharapkan dapat meningkat sehingga kesejahteraan petani swadaya juga meningkat.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, mengamini bahwa petani sawit swadaya menghadapi tantangan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi kelapa sawit.

"Petani menghadapi tantangan sehingga diperlukan penanganan serius dan ikut serta pemerintah," tutur Eddy.

Dari segi kualitas, petani juga dituntut untuk tidak hanya menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS), tetapi petani juga dituntut untuk menghasilkan produk setengah jadi hingga siap dipasarkan. Lebih lanjut Eddy mengatakan, "Petani harus beranjak dari sekadar menghasilkan bahan mentah menjadi setengah jadi atau final untuk dipasarkan."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: