Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tokoh Tionghoa: Sukmawati Bikin Malu Trah Soekarno

Tokoh Tionghoa: Sukmawati Bikin Malu Trah Soekarno Kredit Foto: Antara/Meli Pratiwi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aktivis sekaligus tokoh Tionghoa, Lieus Sungkharisma, ikut mengomentari pernyataan budayawan Sukmawati Soekarnoputri yang menyebut Partai Komunis Indonesia (PKI) dahulu menganut ideologi Pancasila.

Atas pernyataan tersebut, Lieus menyebut Sukmawati telah mempermalukan keluarga Presiden pertama RI Soekarno. Sebab, tegasnya, komunisme adalah ideologi internasional dan bukan Pancasila.

Baca Juga: Putra Tokoh PKI Sebut G30S/PKI Bukan Film Sejarah, Jajang C. Noer: Pakai Riset

"Masak komunisme berideologi Pancasila, aneh-aneh saja, itu kan jelas keliru. Komunisme kan ideologi internasional," ujarnya seperti dikutip dari RMOL di Jakarta, Kamis (1/10/2020).

Lanjutnya, ia mengaku prihatin atas ucapan Sukmawati tersebut. Karena itu, dia berharap Sukmawati dapat lebih berhati-hati dalam menyampaikan argumentasi.

"Sukmawati harusnya lebih hati-hati lah dia kan menyandang gelar Soekarnoputri. Itu kan sama saja mempermalukan trah Soekarno kalau bilang komunisme berideologi Pancasila," katanya.

Terlebih, sambung dia, "Lagipula konsep Nasakom dulu itu beda dengan Pancasila," imbuhnya.

Selaras, Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasioanl (PAN) Dradjad Wibowo menolak pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang menyebut PKI berideologi Pancasila. Menurut Dradjad, jelas bahwa PKI itu menginduk kepada paham atau ideologi komunisme/Marxisme-Leninisme.

"Karena ini masalah ideologi Pancasila, jadi mohon maaf saya harus tegas mengatakan bahwa bu Sukma salah," kata Dradjad.

Pernyataan Sukmawati, menurut Dradjad, sangat mengecewakan. "Janganlah kita apologetik dengan PKI dan pemberontakan yang mereka lakukan. PKI ya PKI. Bukan dan tidak pernah Pancasilais," kata Dradjad.

Baca Juga: Dear KAMI, Kalau Mau Nyapres Jangan Jualan Isu PKI Ya!

"Lagipula, kalau PKI berideologi Pancasila, kenapa mereka sampai dua kali melakukan pemberontakan bersenjata terhadap NKRI?" papar ekonom INDEF ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: