Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maruf Amin: Program Santripreneur UKMK Sawit sebagai Gus Iwan

Maruf Amin: Program Santripreneur UKMK Sawit sebagai Gus Iwan Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kelapa sawit memiliki peran yang sangat penting dan strategis, tidak hanya bagi petani sebagai aktor utama yang terlibat langsung dalam operasional di kebun, tetapi juga masyarakat selaku konsumen dari produk-produk turunan kelapa sawit.

Pemahaman akan manfaat dan potensi kelapa sawit perlu menjadi fokus pengembangan pemerintah khususnya bagi generasi milenial dalam lingkungan pendidikan formal. Program Santripreneur Berbasis UKMK Kelapa Sawit yang mulai berjalan tahun ini merupakan salah satu upaya membangun kolaborasi dan kerja sama pemberdayaan kegiatan ekonomi pesantren melalui produk kelapa sawit.

Baca Juga: Wapres Resmikan Peluncuran Program Santripreneur Berbasis Kelapa Sawit

Program Santripreneur Berbasis UKMK Sawit ini merupakan kerja sama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) FEB UI, serta Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia. Sebagai lembaga yang berperan penting dalam program santripreneur sawit, BPDPKS akan menjalin kerja sama dengan 30 pesantren yang terletak di tiga provinsi sentra sawit di Indonesia, yakni Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatan.

Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, mengatakan, dalam program ini akan dilakukan pelatihan serta pengembangan seperti pengembangan produk, pemasaran, dan manajemen.

"Pelatihan akan berlangsung sampai akhir tahun 2020 dengan hasil akhir berupa produk unggulan dan organisasi UKMK serta motivasi semangat kewirausahaan. Santripreneur sawit dapat bersinergi dengan program lain di kementerian dan lembaga pemerintah," tutur Eddy.

Data mencatat, jumlah pondok pesantren yang ada saat ini mencapai 28.194 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut, diketahui bahwa 44,2 persen atau sebanyak 12.469 pesantren memiliki potensi pengembangan ekonomi masyarakat.

Wakil Presiden RI, K.H Ma’ruf Amin saat meluncurkan program Pengembangan Potensi Santripreneur Berbasis UKMK Sawit sebagai Program Pemberdayaan Ekonomi Daerah mengatakan, "Pesantren sebagai aset umat yang memiliki peranan dan potensi dalam upaya pengembangan kerja sama serta usaha termasuk komoditas sawit."

Lebih lanjut Ma’ruf Amin menjelaskan, sesuai perundang-undangan, pesantren memiliki banyak peran strategis sebagai lembaga pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.

"Pengembangan usaha sektor riil dijalankan di peternakan, perikanan, dan pertanian. Sejumlah pesantren mampu melakukan kegiatan produksi serta distribusi usaha termasuk peningkatan teknologi online. Melalui pengembangan ekonomi syariah dan riil, dapat membantu pengembangan ekonomi masyarakat," jelasnya.

Ma’ruf Amin juga menyatakan bahwa pemerintah menyambut baik pengembangan santripreneur UKMK Sawit untuk pengembangan ekonomi sektor riil di pesantren. Program ini akan dapat menggerakkan dan melahirkan santripreneur berkarakter kuat, mandiri, dan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat.

"Saya menyebutnya santripreneur ini sebagai Gus Iwan yaitu santri bagus, pintar ngaji, dan usahawan baik sektor riil dan keuangan. Kita harapkan pesantren tidak lagi sebagai pusat pencetak ulama, melainkan pusat pemberdayaan dan perbaikan. Harapan kita, pesantren menjadi innovation hub sehingga fungsi pesantren sesuai perundang-undangan," tambahnya.

Menurutnya, agar program ini berhasil, perlu dikembangkan kolaborasi yang melibatkan tiga entitas, yakni pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, dan pesantren. Tidak hanya itu, proses bisnis dari hulu ke hilir, mulai dari produksi, distribusi, dan pemasaran juga sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan program tersebut.

Civitas pesantren juga perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan tentang pengembangan, pemasaran, pengelolaan keuangan, serta pengorganisasian SDM sehingga kemampuan wirausaha santri dapat meningkat. "Yang tidak kalah penting pendampingan secara berkelanjutan. Saya apresiasi BPDPKS, PEBS Universitas Indonesia, dan Ikatan Ekonomi Ahli Islam yang terlibat program ini. Semoga mendorong ekonomi syariah dan pemulihan ekonomi nasional," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, yang mengapresiasi upaya BPDPKS dan PEBS Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia untuk meningkatkan aktivitas ekonomi berbasis kelapa sawit bagi para santri. Begitu pula peranan santri yang bisa meningkatkan nilai tambah kelapa sawit sebagai produk penting di Indonesia.

"Pesantren sangat penting sebagai lembaga pendidikan sekaligus pembentukan karakter. Kelapa sawit juga luar biasa penting di Indonesia termasuk ekspor. Bergabungnya dua institusi akan berdampak positif kepada pesantren dan santrinya," jelas Sri Mulyani.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: