Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pesan Jokowi ke Masyarakat: Penanganan Covid-19 di Indonesia Tak Buruk

Pesan Jokowi ke Masyarakat: Penanganan Covid-19 di Indonesia Tak Buruk Kredit Foto: Antara/Setpres-Lukas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah selama berbulan-bulan selalu berupaya memperoleh dan menjaga keseimbangan dalam mengambil kebijakan di tengah penanganan pencegahan wabah COVID-19. Menurut dia, penanganan pandemi di Indonesia tidaklah buruk.

"Kalau Indonesia dibandingkan dengan negara kecil yang penduduknya sedikit, tentu perbandingan seperti itu tidak menggambarkan keadaan sebenarnya," kata Jokowi melalui Youtube Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Netizen Minta Menkes Terawan Dicopot: Tolong Pak Jokowi

Selama tujuh bulan terakhir, Jokowi mengatakan pemerintah bekerja keras menghadapi tantangan besar berupa pandemi corona.

Sebab, setidaknya 215 negara yang dilanda pandemi COVID-19 membuat pemerintah harus bertindak cepat dalam mengatur keseimbangan antara penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi.

"Kesehatan masyarakat, kesehatan publik, tetap nomor satu, tetap yang harus diutamakan—ini prioritas," ujarnya.

Beriringan dengan prioritas itu, katanya, pemerintah juga mengeluarkan tindakan untuk meminimalkan dampak ekonomi akibat pandemi.

Menjadikan kesehatan masyarakat sebagai prioritas bukanlah berarti harus mengorbankan aspek ekonomi, apalagi bila hal itu berkaitan kehidupan masyarakat luas.

"Jika kita mengorbankan ekonomi, itu sama saja dengan mengorbankan kehidupan puluhan juta orang. Ini bukan opsi yang bisa kita ambil. Sekali lagi, kita harus mencari keseimbangan yang pas," ujarnya.

Bila dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk besar, menurut Jokowi, kasus penyebaran dan tingkat kematian akibat COVID-19 di Indonesia masih lebih baik.

"Ini harus kita ambil hikmahnya agar kita juga tetap optimistis dan tidak kehilangan harapan. Sekali lagi saya tegaskan, kita harus optimistis. Dalam hal ekonomi, pencapaian kita juga tidak jelek. Ekonomi kita menurun, betul, ini fakta. Tapi mana ada negara yang tidak menurun ekonominya [dalam situasi ini]. Bahkan, ada banyak negara lain yang harus memikul beban ekonomi lebih parah," ujarnya. 

Berdasarkan data termutakhir2 Oktober, misalnya, Indonesia berada pada posisi 23 di tingkat kasus positif COVID-19 dari semua negara-negara di dunia dengan jumlah sebanyak 295.499 kasus.

Di atas Indonesia, terdapat sejumlah negara yang juga berpenduduk besar dengan jumlah kasus yang terpaut jauh bila dibandingkan negara Indonesia. Misalnya, Amerika Serikat di peringkat pertama dengan 7.495.136 kasus, disusul India dengan 6.397.896 kasus, Brazil dengan 4.849.229, dan Rusia dengan 1.194.643 kasus.

Seperti di kawasan Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal II 2020 yang mencatat pertumbuhan negatif 5,3 persen masih lebih terjaga dibanding negara-negara tetangga yang di antaranya Malaysia dengan minus 17,1 persen, Filipina minus 16,5 persen, Singapura minus 13,2 persen, hingga Thailand minus 12,12 persen.

Di tingkat global, juga banyak negara yang mengalami pertumbuhan negatif dengan angka yang jauh lebih besar seperti India yang bertumbuh negatif 23,9 persen hingga Amerika Serikat dengan pertumbuhan negatif 9,5 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: