Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat Minta TNI Segera Kuasai Senjata Biologis

Pengamat Minta TNI Segera Kuasai Senjata Biologis Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi -

Pada 5 Oktober besok, TNI akan berusia 75 tahun. Namun, perayaan HUT TNI tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena HUT berlangsung di tengah kondisi negara yang masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19.

"Sejak Maret tahun ini TNI bersama kementerian dan instansi pemerintah yang lain serta seluruh komponen bangsa bahu-membahu menangani korban yang terinfeksi sekaligus berusaha memutus rantai penularan. TNI dituntut mampu merespons bencana nonalam ini secara terukur dan sistematis," ujar pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati, Minggu (4/10/2020).

Baca Juga: Sama-sama Purnawiaran TNI, Gatot Bisa Tendang Prabowo? Belum Selevel!

Nuning, sapaan akrab Susaningtyas, menerangkan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) menghadapi bencana nonalam saat wabah Covid-19 merupakan pelajaran berharga untuk mengantisipasi terulangnya kembali pandemi di kemudian hari. Dari perspektif sistem pertahanan negara, OMSP menghadapi Pandemi Covid-19 juga dapat diterapkan menghadapi ancaman senjata biologis.

"Dengan parameter dan indikator yang sama, maka kemampuan TNI menghadapi ancaman senjata biologis pada gilirannya juga bisa diimplementasikan untuk menghadapi senjata pemusnah massal (weapon of mass destruction) lainnya. Ancaman senjata nuklir, senjata kimia, dan senjata radiasi juga memiliki skala tinggi untuk dideteksi dan ditangkal," terang mantan anggota Komisi I DPR ini.

Melalui peringatan HUT ke-75 ini, tambah Nuning, TNI diharapkan segera meningkatkan kemampuan dan persenjataannya untuk menghadapi ancaman chemical, biology, radiation, and nuclear (CBRN).

Wabah Covid-19, terang Nuning, merupakan ancaman nirmiliter. Ancaman nirmiliter berbeda dengan ancaman militer dan ancaman nonmiliter. Ketiganya kini dikenal sebagai ancaman hybrida dan telah mengubah perspektif ancaman di masa mendatang.

Nuning menambahkan, senjata biologi dan pertahanan negara anti senjata biologi merupakan ilmu pengetahuan yang harus dikuasai TNI.

"Melihat semakin luasnya ancaman, dalam kurun waktu ke depan TNI membutuhkan peningkatan kualitas SDM-nya sebagai bagian modernisasi Alutsista sehingga dibutuhkan kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang andal," tutupnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: