Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kak Seto: Selama Pandemi Orang Tua Harus Jadi Sahabat Dekat Sang Anak

Kak Seto: Selama Pandemi Orang Tua Harus Jadi Sahabat Dekat Sang Anak Kredit Foto: English First
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka terpaksa dihentikan. Sebagai penggantinya, pemerintah memutuskan untuk melanjutkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan metode daring. Artinya, orang tua tetap diminta mendampingi putra-putrinya belajar setiap hari di rumah.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengingatkan dalam situasi pandemi ini semua orang termasuk orang tua dituntut untuk adaptif dengan melakukan kegiatan bekerja, belajar hingga bermain bersama anak di rumah.

"Tiap orang punya daya adaptasi menyesuaikan diri. Jadi karena ada situasi berubah, orang tua harus juga berani berubah. Berubah menjadi lebih tenang, sabar, gembira,dan penuh rasa syukur," ucap Kak Seto dalam diskusi Satgas Penanganan Covid-19 dengan tema Mengajak Anak-Anak Bergembira di Masa Pandemi di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (4/10/2020).

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Mengganas, Olahraga Jangan Kendor!

Baca Juga: Disiplin 3M, Kunci Utama Tekan Kasus Covid-19

Menurutnya, kondisi pandemi menuntut orang tua harus memposisikan diri sebagai sahabat anak-anak. Apalagi mengingat anak-anak mengalami perubahan situasi yang sangat drastis. Anak-anak yang terbiasa bertemu teman dan bergembiran di sekolah, kini harus berdiam di rumah.

"Jika di rumah para orang tua terus memposisikan sebagai bosa tau komandan yang main perintah saja anak-anak menjadi tidak betah. Karena itu bersahabatlah dengan anak, berdiskusi sehingga anak-anak merasa nyaman di rumah. Itu kuncinya," jelasnya.

Selain itu dia juga menyarankan agar orang tua mendukung perkembangan bakat anak, dengan menaapresiasi potensi yang mereka miliki. Anak harus ditumbuhkan rasa percaya dirinya.

Apresiasi ini tidak hanya haris dilakukan di ranah akademik. Tapi juga potensi lain seperti menyanyi atau bakat anak lainnya.

"Yang perlu ditumbuhkan apresiasi terhadap setiap bakat atau potensi anak. Yang pintar nyanyi diapresiasi. Jadi anak ditumbuhkan perasaan percaya diri bangga menjadi diri sendiri karena ada apresiasi dari lingkungan keluarga," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: