Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Padahal Terinfeksi Covid-19, Trump Justru Lakukan Tindakan Sembrono Semi Kriminal

Padahal Terinfeksi Covid-19, Trump Justru Lakukan Tindakan Sembrono Semi Kriminal Kredit Foto: Antara/REUTERS/Joshua Roberts
Warta Ekonomi, Washington -

Aksi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump keluar sebentar dari rumah sakit dan menyapa massa pendukungnya dari dalam mobil memicu kecaman. Calon presiden (capres) petahana Partai Republik ini dianggap sudah membahayakan nyawa agen Secret Sevice karena dia masih sakit Covid-19.

"SUV Presiden itu tidak hanya antipeluru, tetapi tertutup rapat terhadap serangan kimiawi," kritik Dr James Phillips, seorang dokter yang di Walter Reed National Military Medical Center, rumah sakit militer tempat Trump dirawat.

Baca Juga: Gedung Putih Lacak 200 Orang Lebih Usai Pertemuan dengan Trump

“Risiko penularan Covid-19 di dalam negeri sangat tinggi karena di luar prosedur medis. Ketidaktanggungjawaban itu mencengangkan. Pikiran saya dengan Secret Service dipaksa untuk bermain," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Trump terlihat meninggalkan Walter Reed National Military Medical Center, sebentar pada Minggu sore. Dari dalam mobil, dia menyapa massa pendukungnya yang bersorak dan mengibarkan bendera Amerika.

Phillips mencatat bahwa setiap orang yang ada di dalam kendaraan selama berkendara bersama Presiden yang semestinya tidak perlu tersebut harus dikarantina selama 14 hari.

“Mereka mungkin sakit,” katanya. “Mereka mungkin meninggal. Untuk teater politik. Diperintahkan oleh Trump untuk mempertaruhkan nyawa mereka di teater. Ini adalah kegilaan," lanjut kritikan dokter tersebut, seperti dikutip news.com.au, Senin (5/10/2020). 

Yashar Ali, seorang jurnalis dan mantan staf kampanye Hillary Clinton dalam pemilihan presiden 2016, membagikan pesan teks yang dia klaim berasal dari mantan agen Secret Service.

"Saya sudah gila," bunyi pesan tersebut.

“Dia dengan sengaja mengabaikan kesehatan dan keselamatan agen di sekitarnya. Mereka tidak punya pilihan karena mereka menjalankan misi mereka, tapi jika ini bukan indikasi yang jelas bahwa dia bisa memberikan dua hal tentang kesehatan dan keselamatan mereka maka saya tidak tahu apa itu," lanjut pesan yang dibagikan Ali.

"Saya ingat saat kami dulu menilai orang yang dilindungi berdasarkan apakah mereka melakukan perjalanan selama liburan atau tidak, sehingga memengaruhi kehidupan keluarga para agen. Sekarang ke depan, saya kira tes lakmusnya adalah apakah Presiden akan membunuh saya atau tidak."

Jennifer Rubin, kolumnis Washington Post menggambarkan tindakan Trump itu sebagai "perilaku sembrono kriminal". 

“GOP (Grand Old Party—sebutan lain Partai Republik) adalah sekte kematian," katanya. "Saya berharap jika ada kerugian yang menimpa agen-agen itu, Jaksa Agung (Maryland) akan mendakwa Trump karena tindakan membahayakan yang sembrono, penyerangan (virus yang dia berikan), dan lain-lain."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: