Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Din Syamsuddin Ingatkan Soal Pernyataan Pembantu Presiden: Mana Corona Itu, Kita Tidak Akan Kena

Din Syamsuddin Ingatkan Soal Pernyataan Pembantu Presiden: Mana Corona Itu, Kita Tidak Akan Kena Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), M Din Syamsuddin menuliskan surat terbuka kepada Presiden Jokowi. Hal itu menanggapi permintaan Jokowi supaya jangan bikin gaduh dalam penanganan Covid-19.

Menurutnya, gaduh tidaknya kehidupan suatu bangsa sangat tergantung kepada pemimpinnya.

"Hitam-putih atau baik-buruknya seperti gaduh tidak gaduhnya kehidupan sesuatu bangsa sangat tergantung kepada pemimpin bangsa itu sendiri. Pemimpin, sebagai pemangku amanat, adalah yang paling bertanggung jawab atas kepemimpinannya," tulis Din.

Baca Juga: Moeldoko Bantah Pernyataan Din Syamsuddin, Katanya...

Dan berikut isi surat terbuka dari Din Syamsuddin.

Kepada Yang Mulia

Bapak Ir. Joko Widodo

Presiden Republik Indonesia

MARI CIPTAKAN KEHIDUPAN NASIONAL YANG TIDAK GADUH DARI DIRI SENDIRI

Assalamu'alaiku Wr. Wb.

Yang Mulia Bapak Presiden Ir. Joko Widodo,

Semula kami berpikir tidak ingin mengirim surat ini khawatir akan (dianggap) menciptakan kegaduhan.

Namun, lewat Istikharah kami tergerak untuk menulisnya khawatir imbauan Bapak Presiden agar rakyat tidak menciptakan kegaduhan akan menjadi self fullfilling prophecy atau hal yang justeru akan menciptakan kegaduhan itu sendiri.

Pada hemat kami, hitam-putih atau baik-buruknya seperti gaduh tidak gaduhnya kehidupan sesuatu bangsa sangat tergantung kepada pemimpin bangsa itu sendiri. Pemimpin, sebagai pemangku amanat, adalah yang paling bertanggung jawab atas kepemimpinannya.

Maka besar harapan kami agar Bapak Presiden melakukan langkah-langkah nyata untuk menciptakan suasana kehidupan yang damai, adem, dan tenteram dalam kehidupan bangsa Indonesia.

Untuk itu kiranya perlu dicari faktor-faktor penyebab kegaduhan/sekaligus menjadi faktor-faktor pendorong ketakgaduhan. Para ahli bersepakat faktor-faktor itu terkait dengan kejujuran, keadilan, dan kesejahteraan. Jika ketiga hal demikian tersedia, maka kedamaian, ketenangan, dan ketenteraman akan menjelma.

Yang Mulia Bapak Presiden.

Tentu Bapak memiliki pengalaman kepemimpinan yang panjang, baik sebagai Wali Kota, Gubernur, dan satu periode sebagai Presiden, serta para penasehat yang andal dan mumpuni di sekitar. Maka tanpa bermaksud menggarami lautan atau mengajar Bebek berenang, izinkan saya dengan permohonan maaf, demi menunaikan kewajiban keagamaan untuk bertawashi dengan kebenaran dan kesabaran (tawashaw bi al-haqq wa tawashaw bi al-shabr), mewasiatkan saran-saran untuk mencegah kegaduhan dalam kehidupan bangsa:

1. Hadapi dan sikapilah Pandemi Covid-19 dengan bersungguh-sungguh sebagai wabah dan musibah dari Allah SWT, dengan tidak memandangnya secara remeh. Kami mencatat, sempat ada sikap yang meremehkan pada sebagian elit kekuasaan dan pembantu Bapak Presiden seperti dalam ucapan: "Mana Corona itu, kita tidak akan kena", atau "bulan Mei Corona akan berakhir" dan ucapan lain sebagainya.

2. Kami berbesar hati pada suatu waktu Bapak Presiden menyatakan akan mengutamakan kesehatan dan keselamatan rakyat dari pada stimulus ekonomi. Namun sayang Bapak Presiden, pernyataan itu tidak menjelma dalam kenyataan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: