Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Obatnya Dipakai Trump, Harta Kekayaan Bos Farmasi Ini Langsung Terkerek Tajam!

Obatnya Dipakai Trump, Harta Kekayaan Bos Farmasi Ini Langsung Terkerek Tajam! Kredit Foto: Antara/REUTERS/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Usai dinyatakan positif Covid-19, Presiden AS Donald Trump menerima koktail antibodi eksperimental dosis tinggi dari Regeneron sebagai bagian dari pengobatan. Sekarang, berkat Trump. saham pembuat obat itu naik tajam.

Tim Trump mengungkapkan pada hari Jumat bahwa presiden menerima obat, yang bernama REGN-COV2 ini untuk meringankan gejala dan mengurangi viral load. Saham Regeneron setelahnya pun langsung melonjak 7% pada hari Senin (5/10) membawa keuntungan saham tahun ini menjadi lebih dari 60%.

Baca Juga: Dokter Presiden Sengaja Hindari Pertanyaan Soal Trump karena...

Dilansir dari CNN International di Jakarta, Selasa (6/10/2020) saham Regeneron mencapai level tertinggi sehari setelah Trump mencuit di Twitter bahwa dia akan segera pulang dari rumah sakit.

CEO sekaligus pendiri Regeneron, Dr. Leonard Schleifer dan Presiden Trump ternyata saling mengenal melalui anggota klub golf Trump di Westchester, New York. Regeneron juga menerima USD450 juta (Rp6,6 miliar)) dalam pendanaan pemerintah pada bulan Juli untuk segera mengembangkan vaksin dan pengobatan lain untuk Covid-19.

Menurut Forbes, kekayaan Schleifer pun turut terkerek hingga USD2,5 miliar (Rp36 triliun), naik dari USD2,1 miliar (Rp30 triliun) pada pertengahan Maret. Schleifer juga menyumbang kepada kandidat politik Demokrat dan PAC dalam pemilihan 2016 dan 2018.

Regeneron adalah salah satu dari banyak bioteknologi dan perusahaan Farmasi Besar yang telah meroket dengan harapan dapat dengan cepat mengembangkan obat virus korona yang efektif. Perusahaan tersebut memulai uji coba pada manusia untuk koktail antibodi pada bulan Juni dan memulai uji coba fase 3 hanya sebulan kemudian.

Namun sayangnya, pbat ini belum disetujui oleh Food and Drug Administration (BPOM AS). Alasan Schleifer memberi Trump obat itu adalah karena Trump termasuk kelompok paling rentan dan berisiko tinggi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: