Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tentara Filipina Jemput Paksa WNI Disangka Merancang Bom Bunuh Diri

Tentara Filipina Jemput Paksa WNI Disangka Merancang Bom Bunuh Diri Kredit Foto: Ilustrasi shutter.
Warta Ekonomi, Manila -

Pasukan Filipina pada Sabtu (10/10/2020) menangkap seorang perempuan warga Indonesia (WNI) yang dicurigai sebagai calon pelaku bom bunuh diri. Menurut militer Filipina, WNI tersebut diduga terlibat dalam rencana untuk menyerang sebuah kota di selatan “dalam waktu dekat”.

Menurut keterangan Komando Mindanao Barat (Westmincom) yang diwartakan AP, tentara dan polisi menangkap Rezky Fantasya Rullie bersama dua perempuan Filipina yang dicurigai sebagai istri militan Abu Sayyaf.

Baca Juga: WNI Tewas dalam Baku Tembak Kelompok Abu Sayyaf Lawan Militer Filipina

Ketiganya ditangkap di sebuah rumah di selatan Kota Jolo, Provinsi Sulu di mana ditemukan juga rompi peledak dan komponen bom.

Militer juga mengumumkan bahwa suami Rullie, Andi Baso, yang dicari di Filipina dan Indonesia karena dugaan keterlibatannya dalam serangan bom, telah tewas dalam bentrokan 29 Agustus di dekat kota Patikul di Sulu.

Pasukan Filipina telah meningkatkan perburuan calon pengebom di wilayah selatan yang bergolak menyusul serangan bunuh diri yang hampir bersamaan oleh dua militan wanita yang menewaskan 15 orang dan melukai 75 lainnya di Kota Jolo pada Agustus. Insiden itu adalah serangan ekstremis terburuk yang terjadi di Filipina sepanjang 2020.

Dua wanita yang melakukan serangan bunuh diri 24 Agustus di Jolo adalah istri dari militan Abu Sayyaf yang telah meninggal, yang menunjukkan bagaimana ekstremisme telah melibatkan keluarga dalam beberapa kasus.

"Ini telah menjadi urusan keluarga bagi beberapa orang yang membiarkan diri mereka diindoktrinasi secara salah," kata Panglima Angkatan Darat Letjen Cirilito Sobejana.

Setidaknya delapan militan asing lainnya di Sulu dan provinsi selatan Maguindanao sedang diburu oleh pasukan pemerintah. Mereka termasuk militan dari Indonesia dan Mesir, kata Sobejana.

Sobejana mengatakan bahwa Rullie terlibat dalam komplotan yang “dalam waktu dekat” akan melakukan serangan bunuh diri di Jolo. Dia menambahkan bahwa pihak berwenang Indonesia mengetahui upaya Filipina untuk mencari dan menangkap militan Indonesia di Filipina selatan.

Orang tua Rullie adalah pasangan militan yang menurut pihak berwenang Filipina melancarkan serangan bunuh diri yang menewaskan lebih dari 20 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya selama Misa Minggu di katedral Jolo di Provinsi Sulu yang berpenduduk mayoritas Muslim.

Pasangannya, Andi Baso, diyakini bertanggungjawab atas ledakan di sebuah gereja di Kalimantan Timur pada 2016 yang menewaskan seorang anak dan melukai tiga lainnya.

Sobejana mengatakan Andi Baso tewas dalam baku tembak dengan pasukan Filipina di Sulu pada Agustus dan tes DNA sedang dilakukan untuk memastikan apakah jasad yang ditemukan adalah miliknya.

Rullie ditangkap bersama dua wanita lainnya, termasuk Inda Nurhaina, yang menurut militer adalah istri komandan Abu Sayyaf Ben Yadah.

Yadah, yang dikenal dengan nama panggilannya Ben Tatoo, adalah salah satu tersangka utama pemenggalan dua turis Kanada sandera Abu Sayyaf di Sulu pada 2016. Yadah masih buron dan dikaitkan dengan penculikan baru-baru ini di Sulu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: