Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kopi Minang Jadi Incaran Eksportir

Kopi Minang Jadi Incaran Eksportir Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kopi “Minang” provinsi Sumatera Barat  menjajaki peluang peningkatan akses pasar dan ekspor ditengah kondisi pandemic covid19 yang melanda saat ini. 

Baru-baru ini telah dilakukan Bussiness Matching antara Pelaku usaha/ Eksportir kopi dengan kelompok tani kopi minang provinsi Sumatera Barat di Kota Padang. Dalam acara itu dilakukan telah penandatanganan kesepakatan kerja sama kemitraan pemasaran kopi Minang Prov. Sumatera Barat antara PT. Surya Indo Singa, eksportir asal Bandung dengan 16 Ketua Kelompok Tani Kopi Minang dari Kabupaten Solok Selatan, Pasaman Barat, Solok, 50 Kota, Agam, dan Tanah Datar.

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Prov. Sumatera Barat Syafriza Bussiness Matching ini menjadi momentum penguatan pasar kopi di Provinsi Sumatera Barat walaupun saat ini dimasa pandemi terdapat beberapa kendala pasar ekspor kopi. 

Selain kopi, Potensi ekapor dari komiditas perkebunan Sumatera Barat yang dapat dikembangkan meliputi kakao, kelapa, karet, sawit, teh, dan rempah-rempah. "Kami jajaran Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan terus mendukung Ditjen. Perkebunan dalam akselerasi peningkatan ekspor komoditas perkebunan di Sumatera Barat, utamanya kopi di 7 sentra produksi kabupaten seperti Agam, Tanah Datar, Solok, Solok Selatan, Pasaman, 50 Kota dan Pasaman Barat," ujar Syafriza.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dedi Junaedi mengatakan di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang defisit 5,32%, sub sektor perkebunan tumbuh positif dan menjadi jaminan pemulihan ekonomi nasional dari sektor pertanian. 

Tercatat PDB sektor Pertanian tumbuh 16,24% pada TW 2 tahun 2020, khusus komoditas kopi, ekspor Indonesia ke dunia meningkat 12% dari sisi volume ekspor jika dibandingkan TW 2 tahun 2019. "Ini menjadi angin segar bagi pengembangan komoditas perkebunan Indonesia terutama kopi minang, Sumatera Barat. Saya harapkan kedepan komitmen Bersama antara Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Prov Sumatera Barat, Ditjen. Perkebunan dan para pelaku usaha dalam mengakselerasi peningkatan ekspor komoditas kopi. Bersama-sama  memperbaiki rantai pasok kopi, mutu produk, nilai tambah dan memperkuat kemitraan petani."

Menurut data Dinas TPHortiBun, ekspor kopi minang hingga bulan September 2020 sebesar 275 ton senilai Rp6,45 miliar dengan tujuan Malaysia, Korea Selatan, Hongkong dan beberapa negara Timur Tengah.

Sementara itu Direktur Utama PT. Surya Indo Singa Lily Ratnasari mengatakan, walau di tengah pandemi Covid-19 permintaan kopi masih terus berdatangan meski jumlahnya belum signifikan. "Dalam waktu dekat saya mendapat order dari Korea dan Eropa untuk jenis Robusta dan Arabika sehingga saya mengharapkan dapat pasokan kopi dari Sumatera Barat. Saya juga mengapresiasi semangat para petani yang hadir pada acara ini hingga saat mengunjungi sentra kopi solok radjo. saya mengharapkan petani kopi di Sumatera Barat dapat mempertahankan kualitas kopi untuk memenuhi selera pasar.

Saat ini hanya Kopi Bareh Solok di tahun 2018 (dikenal dengan Sumatera Arabica Minang Solok) yang memperoleh sertifikat Indikasi Geografis. Ada potensi jenis kopi Sumbar yang diperdagangkan dengan nama dagang Solok Rajo, Lasi, Robusta/Arabica Equator Talu, Kopi Kajai Spesialty, Charmintoran Coffee, kopi Payo dan lain-lain untuk mendapat pengakuan spesifik dari Indikasi Geografis. Pengakuan indikasi geografis pada suatu produk diyakini akan membawa banyak dampak positif, terutama dari segi aspek perekonomian dan sosial antara lain mampu menghasilkan produk berdaya saing dan pada akhirnya mandongrak nilai jual suatu produk secara signifikan.

Diakhir acara ditutup dengan ditandatanganinya kesepakatan kerjasama kemitraan pemasaran kopi Minang Prov. Sumatera Barat antara PT. Surya Indo Singa dengan 16 Ketua Kelompok Tani Kopi Minang dari Kabupaten Solok Selatan, Pasaman Barat, Solok, 50 Kota, Agam, dan Tanah Datar dengan disaksikan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Kasubdit Pemasaran Hasil, Kelapa Seksi Pemasaran Internasional dan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Prov. Sumatera Barat beserta jajarannya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Bagikan Artikel: