Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indeks Pensiun Global 2020: Sistem Pensiun Indonesia Tempati Posisi Empat Asia, Tapi...

Indeks Pensiun Global 2020: Sistem Pensiun Indonesia Tempati Posisi Empat Asia, Tapi... Kredit Foto: Unsplash/Caroline Hernandez
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sistem pensiun Indonesia menempati peringkat keempat di Asia dan ke-30 di seluruh dunia berdasarkan laporan tahunan Mercer CFA Institute Global Pension Index yang ke-12, sebuah studi tentang 39 sistem pensiun di seluruh dunia yang mencakup hampir dua per tiga populasi dunia.

2020 Global Pension Index, yang mengukur sistem pensiun masing-masing negara berdasarkan tiga sub-indeks (keberlanjutan, kecukupan, dan integritas) memasukkan dua negara baru – Belgia dan Israel.

Nilai indeks Indonesia secara keseluruhan menurun sedikit dari 52,2 pada tahun 2019 menjadi 51,4 pada tahun 2020, terutama karena penurunan net replacement rate (perbandingan pendapatan bersih saat pensiun dengan pendapatan bersih sebelum pensiun) yang dipublikasikan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan perubahan usia harapan hidup.

Di antara semua sub-indeks, Indonesia meraih skor tertinggi untuk integritas (68,7), diikuti oleh kecukupan (45,7) dan keberlanjutan (45,6).

Baca Juga: Belanda & Denmark Miliki Sistem Pensiun Terbaik di Dunia

Adapun Indonesia menempati peringkat ke-23 untuk sub-indeks keberlanjutan yang mengukur kemampuan suatu sistem memberi manfaat di masa mendatang; ke-25 untuk sub-indeks integritas yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti regulasi, tata kelola, komunikasi, dan biaya operasional; serta ke-33 untuk sub-indeks kecukupan yang melihat manfaat, desain sistem, tabungan, dan kepemilikan rumah di antara faktor-faktor lainnya untuk menentukan kemampuan memiliki pendapatan pensiun yang memadai.

Bill Johnston, Presiden Direktur Mercer Indonesia, mengatakan, Indonesia berada di bawah rata-rata global untuk ketiga sub-indeks yaitu 60,8 untuk kecukupan, 50 untuk keberlanjutan, dan 71,3 untuk integritas.

"Untuk memperkuat skor Indonesia, ada kebutuhan untuk memperluas jangkauan karyawan dan pekerja mandiri, lebih banyak dukungan dan perubahan kebijakan untuk mendorong kontribusi pensiun swasta, dan mengurangi kebocoran tabungan pensiun sebelum masa pensiun, misalnya dengan membatasi akses untuk mencairkan dana BPJS dan DPLK," ujarnya saat media briefing secara virtual di Jakarta, Selasa (20/10/2020).

Selain itu, dia menyarankan agar Indonesia memperbaiki tata kelola rencana pensiun dan transparansi untuk meningkatkan kepercayaan peserta dan masyarakat.

Meski berada di peringkat ke-4 Asia, namun sayangnya Indonesia bertahan di grade C, yang berarti memiliki sistem pensiun dengan beberapa fitur yang bagus, tetapi juga memiliki risiko dan/atau kekurangan besar yang harus diatasi. Indonesia berada di grade yang sama dengan negara-negara maju seperti Korea Selatan, Italia, dan Spanyol.

Sementara itu, Belanda meraih skor tertinggi (82,6) dan mempertahankan posisi teratas digrade A- secara keseluruhan, walaupun terjadi reformasi pensiun yang signifikan di negara tersebut. Thailand memiliki nilai indeks terendah (40,8).

"Untuk setiap sub-indeks, skor tertinggi dicapai oleh Belanda untuk kecukupan (81,5), Denmark untuk keberlanjutan (82,6), dan Finlandia untuk integritas (93,5). Skor terendah adalah Meksiko untuk kecukupan (36,5), Italia untuk keberlanjutan (18,8), dan Filipina untuk integritas (34,8)," terang laporan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: