Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Partai Oposisi Kritik Kebijakan Blokir Medsos Kominfo

Partai Oposisi Kritik Kebijakan Blokir Medsos Kominfo Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rencana Kominfo mengeluarkan peraturan menteri (Permen) untuk memblokir media sosial di tengah maraknya unjuk rasa mahasiswa dan buruh. Menurut anggota Komisi I DPR asal Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Sukamta, bisa dipersepsi publik sebagai upaya pembungkaman kebebasan berekpresi masyarakat.

Dia menilai, akan muncul dugaan rencana Menkominfo keluarkan Permen pemblokiran media sosial ini merupakan reaksi atas banyaknya suara kritis masyarakat terhadap pemerintah yang alami masalah dalam komunikasi soal pandemi Covid-19. Juga atas beragam opini publik terkait pengesahan Omnibus Law RUU Cipta Kerja.

Baca Juga: Lawan Hoaks, Kemenkominfo Pilih Edukasi Masyarakat

"Pemerintah kan punya kuasa untuk menyatakan yang hoaks dan bukan seperti pernyataan pak Menkominfo beberapa waktu lalu. Tentu ini akan menimbulkan kekhawatiran jika nantinya kebijakan pemblokiran ini dilakukan dengan pertimbangan yang subjektif akan bahayakan kebebasan bereskpresi," katanya dalam siaran pers, Rabu (21/10/2020).

Selain itu, Wakil Ketua Fraksi PKS ini memandang rencana penerbitan Permen ini tidak akan efektif berjalan jika tidak dibarengi edukasi secara masif ke masyarakat. Sukamta mengaku sepakat dilakukan pemblokiran terhadap media sosial yang menyebarkan fitnah, hoaks, pornografi, tindakan kekerasan, penipuan, dan hal-hal lain yang melanggar hukum. Namun yang tidak kalah penting untuk dilakukan saat ini, ujarnya, adalah edukasi secara masif kepada masyarakat bagaimana berperilaku positif di media sosial.

"Pendekatan pemerintah saat ini terlihat ramai di penegakan hukum. Penegakan hukum ini hanya bagian hilir, ini pun kadang terkesan tebang pilih. UU ITE lebih dikenal sebagai UU untuk memidana masyarakat dan tokoh yang kritis dan berseberangan dengan pemerintah," lanjutnya.

Sukamta pun mengingatkan ada satu tugas kominfo yang selama ini seakan dilupakan, yaitu peran komunikasi. Peran yang selama ini dilakukan, terangnya, lebih banyak pada sisi informatika. Padahal, peran komunikasi sangat penting sebagai jembatan antara pemerintah kepada rakyat.

"Masyarakat selama ini dibingungkan dengan pernyataan para pejabat pemerintah yang tidak konsisten. Padahal, ini berpotensi memunculkan respons yang bersifat spekulasi di media sosial, yang kemudian distigma oleh pemerintah sebagai hoaks. Kalau pemerintah perbaiki komunikasinya ke masyarakat, saya yakin akan menekan banyaknya hoaks yang muncul," pungkas Anggota DPR RI asal Yogyakarta ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: