Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kritik MUI ke Pemerintahan Jokowi-Maruf: Banyak Kekurangan

Kritik MUI ke Pemerintahan Jokowi-Maruf: Banyak Kekurangan Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi -

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin genap satu tahun memimpin Indonesia.

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, menilai pemerintahan Jokowi masih banyak kekurangan yang harus dibenahi.

"Karena, jangankan ekonominya tumbuh, malah negeri ini terseret ke dalam resesi karena pertumbuhan ekonominya negatif dalam dua kuartal secara berturut-turut sehingga telah menyebabkan meningkatnya secara tajam angka PHK, pengangguran, dan kemiskinan," kata Anwar Abbas di Jakarta. 

Baca Juga: Komnas HAM sebut Era Jokowi Kebebasan Berpendapat Terbatasi Terutama Dijerat UU ITE

Apalagi, lanjut dia, kalau dibandingkan dengan masa atau periode sebelumnya, hal ini jelas merupakan kemunduran yang luar biasa. Bahkan, akibat dari kemunduran dan dalamnya krisis ini, pemerintahan Jokowi belum tentu akan bisa memulihkannya dalam waktu dekat atau bahkan sampai habis periodenya pada 2024.

"Tapi, meskipun data dan faktanya sedemikian rupa buruknya, kita tentu tidak bisa dengan mudah menyimpulkan, apalagi menyalahkan bahwa pemerintahan Jokowi telah gagal. Karena saya yakin siapa pun yang menjadi presiden di negeri ini sekarang ini pasti juga tidak akan mampu menghindarinya," ujarnya.

Karena, masalah ini tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan Covid-19 yang tidak hanya melanda dan merontokkan ekonomi negeri ini, tapi juga telah melanda dan merontokkan ekonomi negara-negara lain di dunia. Termasuk ekonomi dari negara-negara superpower seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa barat.

Selain itu, China dengan rontok dan bermasalahnya ekonomi mereka oleh COVID-19, maka ekonomi Indonesia tentu dengan sendirinya juga akan bermasalah. Karena, ekonomi bangsa Indonesia dan ekonomi negara-negara lain juga sudah terlalu jauh dan dalam berintegrasi dengan ekonomi dunia.

Menurut dia, begitu ada satu negara yang ekonominya bermasalah, maka tentu akan berdampak secara beruntun kepada negara-negara lain. Untuk itu, satu pelajaran berharga dari peristiwa ini adalah tampaknya harus selalu siap untuk menghadapi krisis agar setiap terjadi krisis tidak terlalu kaget dan terpukul.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan? Meminjam istilah Bung Hatta, kita harus benar-benar bisa membuat dan membenahi ekonomi nasional kita dengan memperbesar tenaga beli rakyat," ujarnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: