Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Salut, Demonstran Hong Kong Rupanya Inspirasi Pedemo di Thailand

Salut, Demonstran Hong Kong Rupanya Inspirasi Pedemo di Thailand Kredit Foto: Antara/REUTERS/Jorge Silva
Warta Ekonomi, Bangkok -

Pembatasan yang dilakukan pemerintahnya, tak menyurutkan para pengunjuk rasa di Thailand untuk terus menggelar aksi demonstrasi. Bahkan, mereka melakukan apa yang sudah pernah dilakukan para pengunjuk rasa di Hong Kong saat melakukan demo besar-besaran menentang otoritas setempat.

Payung yang dipakai sebagai tameng. Grup percakapan yang aman. Serta isyarat menggunakan tangan, dilakukan warga Thailand dalam demo menentang pemerintah dan kerajaan di negara tersebut. Simbol-simbol itu disebut terinspirasi dari aksi yang sama, yang dilakukan massa pro demokrasi di Hong Kong.

Baca Juga: Dianggap Corong Hoaks, Stasiun TV Thailand Jadi Korban Tangan Besi Monarki

Dalam sejumlah rekaman gambar maupun video sepanjang akhir pekan lalu, terlihat para aktivis dengan topi keras, kacamata dan masker gas berhadap-hadapan langsung dengan polisi. Aksi ini cukup identik dengan apa yang tahun lalu dilakukan massa pro demokrasi di Hong Kong.

Tak cuma itu, saat berhadapan dengan polisi, para aktivis Thailand juga meniru aksi flash mob para aktivis di Hong Kong. Mereka juga menggunakan taktik yang sama, "jadilah air". Sebuah filosofi yang dikaitkan dengan tokoh seni bela diri Bruce Lee.

Panumas "James" Singprom, salah satu pendiri Pemuda Bebas, salah satu kelompok utama gerakan Thailand menyebut, saat ini pihaknya harus seperti arus. Yang bergerak cepat. Yang siap mengubah arah setiap saat.

"Negara telah menekan kami untuk beradaptasi dengan cepat," ujar James, dikutip AFP, kemarin.

Massa sama sekali tak menghiraukan aturan larangan berkumpul yang dikeluarkan Pemerintah Thailand. Bahkan, aksi demo berubah menjadi semakin besar. Aksi yang menuntut demokrasi dan reformasi kerajaan itu, diikuti puluhaun ribu massa, yang berasal dari berbagai kalangan.

Untuk berkomunikasi, mereka menggunakan layanan yang terenkripsi seperti Telegram, untuk menghindari pengawasan dan penangkapan aparat keamanan. Cara itu juga dilakukan di Hong Kong. Massa baru akan menerima pesan terkait lokasi demo sekitar satu jam sebelum aksi.

Kendati demikian, penangkapan aktivis oleh aparat keamanan tetap terjadi. Menyikapi itu, massa kembali meniru apa yang dilakukan pendemo di Hong Kong. Mereka tetap berkumpul, melakukan aksi, tapi tanpa pemimpin yang jelas. Mereka juga menggunakan tagar untuk menyebarkan pesan mereka.

"Mayoritas yang datang untuk demo adalah mereka yang mengatur diri sendiri," ungkap James.

Persahabatan antara massa pendemo di Hong Kong dan Thailand juga diperlihatkan di Bangkok akhir pekan lalu. Para pendemo meneriakkan "kembalikan kemerdekaan ke Hong Kong", sambil memainkan senter dan mengarahkannya ke langit malam Kota Bangkok.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: