Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Asia Pasifik Diproyeksi Minus 2,2%, India Terparah

Ekonomi Asia Pasifik Diproyeksi Minus 2,2%, India Terparah Kredit Foto: Antara/REUTERS/Hemanshi Kamani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia-Pasifik terancam turun. Laporan IMF's regional economic outlook for Asia-Pacific menyebutkan pertumbuhan ekonomi kawasan ini akan melemah hingga minus 2,2% di tahun ini.

Penjabat Direktur, Departemen Asia dan Pasifik IMF Jonathan D.Ostry mengungkapkan wilayah Asia Pasifik telah terpukul parah oleh pandemi.

"Anda telah melihat proyeksi kami dengan pertumbuhan regional -2,2%. 2020 akan dikenang sebagai kontraksi terparah dari generasi ke generasi," kata Jonathan dalam konferensi pers pada Selasa (20/10/2020).

Baca Juga: Menhub Lobi Perusahaan AS Guyur Investasi di Sektor Transportasi

Namun, kata dia, wilayah Asia tidak sendirian menderita kontraksi yang sangat besar. Ia mengatakan seluruh dunia saat ini berada dalam krisis. Namun demikian ,wilayah Asia berada pada tahap yang berbeda dari bagian dunia lainnya.

"Wilayah ini mengalami krisis ini lebih dulu, dan sudah dapat menawarkan beberapa pelajaran berharga bagi dunia," tegasnya.

Dari laporan ini terungkap India mengalami kontraksi yang jauh lebih tajam. Ekonominya menyusut 24% (yoy) yang belum pernah terjadi sebelumnya pada kuartal kedua. "Kami sekarang memproyeksikan kontraksi sebesar 10,3% pada tahun fiskal ini," tambahnya.

Sementara itu, China yang terkena pukulan pandemi lebih awal daripada negara lain telah mengalami pemulihan yang kuat sejak penutupan kuartal pertama. Pertumbuhan kini telah direvisi hingga 1,9% tahun ini. Untuk 2021, proyeksi pertumbuhan 6,9 % sedikit lebih kuat dari yang diproyeksi di Juni.

"Namun, dikombinasikan dengan resesi mendalam tahun ini, hal itu menyiratkan bahwa sejumlah negara masih akan lebih kecil pada akhir 2021, dibandingkan sebelum pandemi. Secara umum, proyeksi kami mengasumsikan bahwa permintaan domestik tetap lemah mengingat langkah-langkah penahanan dan jarak sosial yang berkelanjutan, pariwisata yang lemah, dan pemulihan yang agak tidak bersemangat menurut standar historis dalam perdagangan global," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: