Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada! Indonesia Terancam Krisis Panjang, Melebihi Krisis Moneter 1998

Waspada! Indonesia Terancam Krisis Panjang, Melebihi Krisis Moneter 1998 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom mengungkapkan, sejatinya perekonomian Indonesia yang dibayangi resesi sudah menunjukkan tren penurunan sebelum adanya pandemi Covid-19. Bahkan, sejak satu dekade belakangan secara struktural dari tahun 2005 hingga 2020, pertumbuhan PDB antarkuartal di kuartal 3 selalu lebih rendah dibanding pertumbuhan PDB di kuartal 2.

"Hanya di tahun 2009, 2014, dan 2015 terlihat kinerja pertumbuhan kuartal 3 lebih tinggi dibanding kuartal 2," ujar Chief Economist CIMB Niaga, Adrian Panggabean, Kamis (22/10/2020).

Baca Juga: Pengusaha Enggan Naikkan UMP 2021, KSPI: Krisis 1998 Saja Bisa

Tahun 2009 adalah fase terjadinya global financial crisis. Tahun 2014-2015 adalah fase terjadinya kejatuhan harga-harga komoditas dunia termasuk batu bara. Dengan mengacu pada definisi terkait resesi, Indonesia sebenarnya telah memasuki zona resesi bahkan sejak kuartal I 2020. Pertumbuhan antarkuartal di kuartal 4 2019 telah mengalami kontraksi sebesar -0,21% dan kontraksi kedua di kuartal I 2020 sebesar -1,55%.

"Sehingga, kontraksi ketiga di kuartal II 2020 sebesar -4,20% dapat dipandang sebagai konfirmasi bahwa Indonesia memang telah berada zona resesi sejak semester pertama tahun ini," katanya.

Adrian memproyeksi, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 berada di -3,3% yoy. Ini artinya, perekonomian Indonesia sudah akan mengalami kontraksi selama empat kuartal berturut-turut sejak kuartal IV 2019.

"Proyeksi ekonomi di tahun 2020 dan 2021 memperlihatkan bahwa lemahnya momentum ekonomi Indonesia mungkin akan berlanjut sampai kuartal I 2021. Saya memperkirakan kontraksi ekonomi akan berlanjut di kuartal IV 2020, sebesar -2,3% yoy," bebernya.

Adapun pertumbuhan ekonomi di seluruh tahun 2020 dengan demikian akan mencapai -2,0% yoy. Selanjutnya, bila kontraksi struktural masih berlanjut sampai kuartal I 2021, Indonesia akan berada dalam zona resesi yang bahkan lebih panjang dibanding episode krisis moneter di tahun 1998.

Bergesernya garis pertumbuhan Indonesia sebagai akibat dari resesi yang berkepanjangan saat ini akan membuat momentum pemulihan ekonomi di tahun 2021 menjadi terbatas. "Sehingga saya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 hanya akan mencapai 3,8% yoy," tandasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: