Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masih Ideal, Begini Kabar Harga CPO di W3 Oktober 2020

Masih Ideal, Begini Kabar Harga CPO di W3 Oktober 2020 Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melewati pekan III-Oktober 2020, harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada CIF Rotterdam basis tercatat melemah sebesar 0,5 persen menjadi US$754 per MT (atau sekitar Rp11.046.100 per MT) dibandingkan periode yang sama pada m-o-m.

Jika dibandingkan minggu lalu, average price yang tercatat tersebut menguat melemah 1,4 persen dari yang sebelumnya sebesar US$765 per MT (atau sekitar Rp11.207.250 per MT). Harga CPO rata-rata saat ini yang berada di atas level harga ideal menunjukkan bahwa keberadaan minyak sawit di pasar global masih stabil dengan tingkat urgensitas yang tinggi.

Baca Juga: CPO Kalbar Lewat Pelabuhan Kijing, Sumbang Rp1 Triliun Per Bulan

Reuters melaporkan, impor minyak sawit India pada September turun 27 persen ke level terendah dalam tiga bulan. Mengacu pernyataan Asosiasi Ekstraktor Pelarut India, turunnya volume impor tersebut karena kurangnya permintaan dari hotel dan restoran akibat pandemi Covid-19 yang masih mewabah. Kendati demikian, adanya fenomena iklim La Nina yang diperkirakan akan terjadi hingga akhir tahun 2020 akan membawa sentimen positif terhadap pergerakan harga CPO global.

La Nina diperkirakan akan melanda kawasan tropis pasifik terutama di Indonesia dan Malaysia sebagai produsen terbesar kelapa sawit dunia mulai Oktober hingga akhir tahun. Namun, hujan lebat masih akan terus berlanjut hingga Februari tahun 2021 mendatang. Curah hujan yang berlebih dan banjir tersebut dapat mengganggu bahkan merusak hasil panen sehingga konsekuensinya pada penurunan output.

Senada dengan hal tersebut, Refinitiv dalam laporan risetnya menyebut, impor minyak sawit dari negara tujuan utama, yakni China dan India pada periode 2020/21 diperkirakan akan sedikit meningkat dibandingkan periode lalu. Namun, permintaan dari Benua Biru diperkirakan akan turun 8,5 persen akibat adanya kebijakan biodiesel dan pangan baru. Tahun pemasaran baru untuk CPO ditetapkan mulai dari bulan Oktober dan berakhir pada bulan September tahun 2021.

The Economist Intelligence Unit (EIU) telah menurunkan estimasi konsumsi minyak sawit dunia untuk periode 2019/20 menjadi 75,8 juta ton. Angka tersebut masih 2,7 persen lebih rendah dibandingkan konsumsi pada 2018/19 dan sekaligus menandai penurunan musiman pertama dalam lebih dari tiga dekade terakhir.

"Pandemi Covid-19 berdampak negatif pada konsumsi di sektor makanan dan energi. Dengan aktivitas ekonomi yang diperkirakan akan pulih kembali pada tahun 2021/22, kondisi permintaan akan membaik, menyebabkan laju pertumbuhan ini meningkat menjadi 4,8 persen," kata EIU seperti dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: