Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memusuhi Muslim, Erdogan Yakin Eropa Lagi Persiapkan Ajalnya Sendiri

Memusuhi Muslim, Erdogan Yakin Eropa Lagi Persiapkan Ajalnya Sendiri Kredit Foto: Reuters/Bernadett Szabo
Warta Ekonomi, Ankara -

Presiden Turki pada Sabtu (24/10/2020) memperingatkan bahwa Eropa sedang mempersiapkan akhir dari diri mereka sendiri dengan meningkatnya kasus Islamofobia di seluruh benua tersebut.

"Eropa sedang mempersiapkan ‘ajal’-nya sendiri dengan perilaku mereka yang memusuhi para Muslim," kata Presiden Recep Tayyip Erdogan, saat berbicara dalam pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di provinsi Kayseri.

Baca Juga: Gawat, Pentolan Uni Eropa Turun Tangan Kecam Serangan Erdogan atas Macron

"Jika mereka secepat mungkin tidak sembuh dari penyakit ini, sikap mereka itu akan menghancurkan seluruh Eropa dari dalam," ujar Erdogan.

Presiden Erdogan mengatakan hal itu di tengah kemarahan umat Islam terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menuduh Muslim adalah "separatisme" dan menggambarkan Islam sebagai "agama yang mengalami krisis di seluruh dunia".

Erdogan mengungkapkan bahwa Turki akan terus mendukung kebenaran hakiki, pihak yang benar, dan kaum yang tertindas di seluruh dunia. "Apa yang bisa kami katakan lagi untuk seorang kepala negara yang berperilaku seperti itu," kata Erdogan.

"Pertama-tama, Macron membutuhkan pemeriksaan mental," lanjut Erdogan.

Dia menegaskan bahwa fasisme Eropa telah memasuki fase baru di mana serangan terhadap hak-hak para Muslim terus meningkat, hal tersebut merujuk pada penggerebekan polisi terhadap sebuah masjid baru-baru ini di ibu kota Jerman, Berlin.

Erdogan mengatakan tren yang berbahaya ini menandakan Eropa, yang melakukan pembantaian terbesar dalam sejarah umat manusia selama Perang Dunia Pertama dan Kedua, belum dapat berfikir dengan akal sehat mereka.

“Kami akan mempertahankan pendirian kami demi kebenaran, meski harus menanggung akibatnya,” ujar dia.

Presiden Turki juga menuduh Prancis terlibat dalam pendudukan Armenia selama puluhan tahun di wilayah Nagorno-Karabakh di Azerbaijan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: