Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tiga Pukulan Telak Erdogan ke Muka Macron, yang Pertama...

Tiga Pukulan Telak Erdogan ke Muka Macron, yang Pertama... Kredit Foto: (Foto/Reuters)
Warta Ekonomi, Paris -

Langkah otoritas Prancis menampilkan kartu nabi Muhammad di gedung pemerintahan sebagai respons atas pembunuhan seorang guru menuai protes dunia Muslim.

Salah satunya datang dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang memang dalam beberapa waktu terakhir bersitegang dengan Presiden Prancis Emanuel Macron. Erdogan menilai Macron telah kehiangan akal sehatnya.

Baca Juga: Mimpi Buruk Ucapan Macron: Ditikam Banyak Pihak, Web Diretas hingga Pemboikotan Produk

Berikut tiga pernyataan Erdogan yang menyerang kredibilitas Macron.

1. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, klaim Prancis soal Islam merupakan provokasi yang sangat berbahaya. Pernyataan Erdogan merespons perkataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan saat ini 'Islam dalam keadaan krisis.'

"Pernyataan Emmanuel Macron tentang 'Islam dalam krisis' di kota di mana mayoritas Muslim telah melampaui rasa tidak hormat, dan merupakan provokasi yang jelas," kata Erdogan pada pertemuan para pekerja masjid dan religius di ibu kota Turki, Ankara, dikutip laman Hurriyet Daily News, Rabu (6/10/2020).

"Seorang presiden Prancis membuat pernyataan yang mendesak restrukturisasi Islam adalah "tidak sopan," ujarnya menambahkan.

Jumat lalu, 6 Oktober, Macron mengumumkan rencana kontroversial melawan apa yang disebutnya "separatisme Islam" di negara itu. Dalam pidatonya di pinggiran barat Paris Les Mureaux, sebuah wilayah dengan populasi Muslim yang besar, Macron mengklaim bahwa Islam mengalami krisis di seluruh dunia.

Pernyataan itu memicu kecaman di kalangan Muslim di seluruh dunia. "Menyerang Muslim telah menjadi salah satu alat terpenting bagi politisi Eropa untuk menyembunyikan kegagalan mereka," tegas Erdogan.

Erdogan pun mendesak Macron untuk bertindak seperti negarawan yang bertanggung jawab daripada berpura-pura menjadi gubernur kolonial. "Di banyak negara Barat, rasisme dan Islamofobia dilindungi oleh negara itu sendiri," ujar Presiden Turki.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: