Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Bank of America, Perbankan Terkaya Kedua di AS Berumur 2 Abad Lebih

Kisah Perusahaan Raksasa: Bank of America, Perbankan Terkaya Kedua di AS Berumur 2 Abad Lebih Kredit Foto: Reuters/Shannon Stapleton
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam catatan Global 500 keluaran Fortune, di peringkat 58 perusahaan raksasa dunia --berdasarkan pendapatan-- pada 2020 diduduki konglomerat perbankan asal Amerika Serikat, yakni Bank of America. Performa ciamik Bank of America atau BofA membuat berbagai pihak bahagia. 

Kinerja finansial BofA pada 2019 membuat Warren Buffett bangga. Saat konsumen harus menopang perekonomian pada tahun tersebut, BofA telah diuntungkan karena mampu melipatgandakan bisnisnya. Saham perusahaan naik 46 persen di tahun ini. Dengan begitu aliran cuan miliaran dolar AS masuk ke rekening Berkshire Hathaway milik Buffett.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Lukoil, Industri Migas Belia dari Rusia Berharta USD120 Miliar

Porter_Ranch_Bank_of_America.jpg

Per Oktober 2019, BofA telah melayani sekitar 66 juta nasabah, termasuk pelanggan dan pebisnis kecil. Hingga tempo ini, bank telah mengoperasikan sekitar 4.300 ritel keuangan, 16.600 ATM, dan perangkat lunak perbankan daring dengan sekitar 38 juta pengguna aktif dengan 29 juta di antaranya mengakses perangkat lunak melalui aplikasi seluler BofA.

Itu semua didukung pula oleh stabilnya keuangan BofA. Pada 2019, pendapatan bersih perusahaan mencapai 110,58 miliar dolar AS atau naik 10,3 persen dari tahun sebelumnya. Masih di tahun yang sama, pertumbuhan fantastis laba bersihnya pun mencapai 54,4 persen di angka 28,14 miliar dolar per tahun. 

Memasuki tahun 2020, keuangan BofA tidak terlalu mengejutkan tetapi bisa dikatakan adem ayem. Pertumbuhan revenues per tahun di tahun ini hanya 2,7 persen atau dari 110,58 menjadi 113,58 miliar dolar AS. Sayangnya, sedikit gangguan terdahap keuntungan perusahaan yakni minus 2,5 persen menjadi 27,43 miliar dolar. Yang terakhir, keseluruhan aset perusahaan dan ekuitas pemegang saham masing-masing senilai 2,43 triliun dolar dan 264,81 miliar dolar.

Jika ditarik jauh ke belakang, kisah BofA sudah tertulis sejak abad ke-19. Kurang lebih berumur hampir dua setengah abad atau tepatnya 240 tahun, BofA tumbuh dan besar melalui berbagai situasi dan kondisi yang dilatar belakangi perbedaan zaman.

Pada Selasa (27/10/2020) ini, Warta Ekonomi akan membahas perusahaan raksasa BofA. Untuk itu, kami sajikan artikel tersebut sebagai berikut.

Di bawah kepemimpinan pendirinya, Amadeo Peter Giannini, Bank of America (BofA) memainkan peran mendasar dalam pengembangan wilayah Pantai Barat pada 1904. Di tahun ini pula, kegiatan bank tersebut dimulai. 

img-ap-giannini-600px.jpg

BofA tidak hanya mengubah cara bank beroperasi tetapi juga membiayai banyak pekerjaan umum dan perusahaan swasta penting di California. Tak cuma itu, sang pendiri AP Giannini yang juga sebagai imigran saat itu menjadi salah satu tokoh terpenting dalam sejarah perbankan Amerika abad ke-20.

Kisah hidupnya dimulai pada usia 21 ketika Giannini mendapatkan setengah kepemilikan atas bisnis produksi ayah tirinya. Sang ayah kandung meninggal saat usia Giannini tujuh tahun. Kelancaran bisnisnya semakin menanjak ketika ia menikah dengan keluarga kaya yang memiliki usaha real estate di San Fransisco. 

Giannini mengumpulkan modal untuk membentuk bank yang ketika itu bernama Bank of Italy --sebelum BofA. Karena itu, ia menjual 3.000 saham yang sebagian besar kepada investor kecil. Ia memiliki aturan yaitu setiap orang tidak dizinkan memiliki lebih dari 100 saham.

Kesetiaan para pemegang saham memungkinkan Giannini menciptakan kebijakan inovatif. Dalam hanya beberapa bulan, secara resmi ia mengganti nama Bank of Italy menjadi Bank of America.

780w?1494107169

Bencana alam gempa bumi yang melanda San Fransisco pada 1906 sempat menjadi mimpi buruk bagi Giannini. Pria Italia ini berhasil menyelamatkan uang tunai 80.000 dolar AS sebelum gedung bank luluh lantak. Usai dibangun kembali, BofA milik Giannini mengambil langkah cepat dalam bisnisnya dengan mengakuisisi Bank San Jose pada 1909.

Bank pun berkembang pesat. Sejak 1910, BofA memiliki aset senilai 6,5 juta dolar AS. Sepuluh tahun kemudian, total aset perusahaan mencapai 157 juta dolar.

Giannini sukses menaklukkan California dengan mengkonsolidasikan perusahaannya. Untuk itu, ia kemudian memakuisisi Bank National Bowery dan East River di New York. Berikutnya perusahaan mendirikan cabang Bank of America di Washington, Oregon, Nevada, dan Arizona.

Giannini tahu dia membutuhkan orang dalam Wall Street untuk membantunya mewujudkan mimpinya menjadi bank cabang nasional. Jadi, pada 1929, tahun Bank of America melampaui nilai aset 1 miliar dolar AS, Transamerica membeli Blair Company, firma bank investasi Wall Street, milik Elisha Walker.

598807c6e22a8916908884.jpg

Setahun kemudian, Giannini mengkonsolidasikan kedua sistem perbankannya ke dalam Bank of America National Trust and Savings Association, di bawah kendali Transamerica. Berusia enam puluh tahun dan dalam kesehatan yang buruk, dia menyerahkan jabatan presiden kepada Walker, pensiun untuk kedua kalinya, dan pergi ke Eropa untuk memulihkan kesehatan. 

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: