Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maksimalkan Kinerja BPPSDMP, 45 Petani Milenial Siap Dukung Food Estate Humbahas

Maksimalkan Kinerja BPPSDMP, 45 Petani Milenial Siap Dukung Food Estate Humbahas Kredit Foto: BPPSDMP
Warta Ekonomi, Humbang Hasundutan, Sumut -

Kunjungan Presiden Joko Widodo di lokasi lumbung pangan (food estate) Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, Selasa (27/10/2020), membawa optimisme tersendiri bagi sektor pertanian.

Selain Humbahas, kawasan food estate di Sumut terserbar di beberapa kabupaten, yakni Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Kabupaten Pakpak Bharat.

"Di sini ada luas lahan 60 ribu hektare dan yang akan digunakan untuk food estate adalah seluas 30 ribu hektare yang akan  difokuskan untuk menghasilkan komoditas pangan kentang, bawang merah, dan bawang putih," ujar Jokowi.

Baca Juga: Percepat Regenerasi Petani, Program YESS Gandeng Pemda dan Duta Petani Milenial

Turut mendampingi Presiden beberapa menteri terkait antara lain Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Mentan SYL menginstruksikan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) untuk mendukung kesiapan SDM pertanian dalam pengembangan kawasan food estate Humbahas.

Salah satu upaya pengawalan dan pendampingan kesiapan SDM pertanian tersebut di antaranya melalui coaching baseline survey mengetahui potensi wilayah dan memahami situasi lapangan di kawasan food estate Humbahas yang dilakukan oleh 45 petani milenial terdiri atas 30 mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, lima mahasiswa Universitas Tapanuli Utara dan 15 sarjana pertanian  yang terdiri dari 10 sarjana terapan Polbangtan Medan dan lima sarjana Universitas Sumatera Utara (USU). 

Program food estate di Humbahas seperti halnya di Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengantisipasi terganggunya produksi pertanian, penurunan daya beli masyarakat terhadap produk pertanian, dan terganggunya distribusi pangan.

"Bukan cuma itu, kekhawatiran petani terpapar Covid-19, potensi terjadinya krisis pangan, alih fungsi lahan pertanian produktif dan terganggunya stok pangan nasional, juga mendasari pengembangan food estate di seluruh Indonesia," kata Mentan SYL.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: