Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Corona Melonjak Lagi, Negara-negara di Eropa Ambil Langkah Lockdown

Corona Melonjak Lagi, Negara-negara di Eropa Ambil Langkah Lockdown Kredit Foto: Antara/REUTERS/Eric Gaillard
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah negara di Eropa kembali mengambil kebijakan mengkarantina wilayah mereka alias lockdown. Langkah itu diambil merespons kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Benua Biru itu.

Inggris jadi negara yang mengalami lonjakan cukup parah. Ada lebih dari 20 ribu kasus baru per hari. Para pakar kesehatan di negara itu memprediksi, dalam skenario terburuk akan ada lebih dari 80 ribu kematian di Inggris.

Baca Juga: Pandemi Belum Berakhir, Kekayaan Orang Terkaya Eropa Melonjak Rp122 Triliun!

Sejauh ini, ada lebih dari 46 ribu kematian akibat Covid-19 di negara itu. Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menyampaikan, kebijakan lockdown di negaranya akan kembali diterapkan mulai Kamis pekan depan waktu setempat. Kebijakan itu berlangsung hingga 2 Desember mendatang.

Dalam lockdown ini, warga hanya diizinkan meninggalkan rumah dengan alasan tertentu. Yakni, untuk tujuan sekolah, bekerja, olahraga, belanja kebutuhan pokok, membeli obat-obatan, dan melakukan perawatan untuk warga rentan.

“Sekarang sudah waktunya mengambil tindakan ini (lockdown) karena tidak ada alter- natif lain,” ujar Johnson, dikutip Reuters.

Johnson menerangkan, toko-toko yang menjual obat dan makanan pokok, sekolah, dan universitas akan tetap buka. Sedangkan pub dan restoran dibatasi. Boleh beroperasi hanya untuk melayani pesanan makanan dan minuman untuk dibawa pulang saja.

Selama lockdown, papar Johnson, pemerintah akan memberikan subsidi upah. Untuk pekerja yang diberhentikan sementara selama lockdown, bisa menerima 80 persen dari gaji mereka selama ini.

Sebelumnya, Johnson dikritik lawan politik karena terlalu lambat melakukan lockdown pertama.

Tak cuma Inggris, sejumlah negara di Eropa lain juga mengambil kebijakan serupa. Antara lain, Prancis, Jerman, Austria, dan Portugal. Mereka rata-rata melakukan lockdown selama satu bulan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron berharap, masyarakat  benar-benar mematuhi pembatasan kegiatan agar gelombang kedua Virus Corona bisa diatasi. Di Prancis, lockdown diberlakukan 30 November hingga 1 Desember mendatang.

“Virus itu menyebar ke seluruh Prancis dengan kecepatan yang tidak bisa diprediksi,” kata Macron dikutip AFP.

Macron mengatakan, jam malam dan pembatasan kegiatan di Paris serta kota besar lainnya sejauh ini tidak optimal mene- kan laju penularan Virus Corona.

Kasus kematian di Prancis sudah mencapai angka 35 ribu jiwa. Menurutnya, jika pihaknya tidak melakukan apa-apa, dalam beberapa bulan ke depan, korban akibat Corona bisa mencapai 400 ribu jiwa.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: