Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CPO di Oktober: Paling Tinggi di Sepanjang Pandemi

CPO di Oktober: Paling Tinggi di Sepanjang Pandemi Kredit Foto: Antara/Budi Candra Setya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melewati pekan IV-Oktober 2020, harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada CIF Rotterdam basis tercatat menguat sebesar 3,4 persen menjadi US$765 per MT (atau sekitar Rp11.207.250 per MT) dibandingkan periode yang sama pada m-o-m.

Jika dibandingkan minggu lalu, average price yang tercatat tersebut menguat 1,5 persen dari yang sebelumnya sebesar US$754 per MT (atau sekitar Rp11.046.100 per MT). Sepanjang Oktober 2020, harga rata-rata bulanan CPO menguat sebesar 2,5 persen menjadi US$755,75 per MT (atau sekitar Rp11.071.735,5 per MT), dengan harga rata-rata bulan September sebesar US$737 per MT (atau sekitar Rp10.797.050 per MT).

Baca Juga: Pajak Ekspor CPO dan Produk Turunannya Naik, Segini Besarannya

Sejak pademi Covid-19 mewabah di Indonesia, monthly price CPO tersebut mencatatkan nilai terbesar dibandingkan bulan sebelumnya. Tidak hanya itu, harga CPO rata-rata saat ini yang berada di atas level harga ideal menunjukkan bahwa keberadaan minyak sawit di pasar global masih stabil dengan tingkat urgensitas yang tinggi.

Naiknya harga CPO tersebut dipicu oleh kenaikan permintaan ekspor di tengah ancaman penurunan panen akibat fenomena perubahan iklim La Nina yang melanda kawasan tropis pasifik. La Nina memicu curah hujan tinggi hingga 40 persen di atas curah hujan normal. Berkaca pada kejadian sebelumnya, La Nina selalu diiringi dengan bencana hidrometeorologis seperti banjir dan tanah longsor yang membuat aktivitas panen menjadi terganggu dan kerusakan stok dapat terjadi.

Prospek kenaikan harga minyak kelapa sawit juga didukung oleh lonjakan harga yang dialami oleh komoditas kompetitor, yakni kacang kedelai. Selama sebulan terakhir, harga kacang kedelai telah naik double digit seiring dengan antisipasi penurunan produksi minyak kelapa sawit dari Indonesia dan Malaysia.

Analis Capital Futures, Wahyu Laksono, mengatakan bahwa pergerakan harga CPO juga akan dipengaruhi oleh sentimen di Amerika Serikat. Kabar pemilihan presiden dan paket stimulus fiskal dinilai akan mendukung ekonomi dan bursa saham di negara tersebut sehingga turut mengerek naik nilai minyak kelapa sawit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: