Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Batu Bara Anjlok, Laba BUMI Rontok

Harga Batu Bara Anjlok, Laba BUMI Rontok Kredit Foto: Rawpixel/Carol M Highsmith
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengalami kerugian di September 2020. Hal ini disebabkan beberapa faktor.

Dari keterbukaan informasi, Jakarta, Senin (2/11/2020), rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada di Kuartal III-2020 sebesar US$137,3 juta (year to date/ytd) atau Rp2,01 triliun (kurs Rp14.625 per US$). Besaran tersebut turun US$213,3 juta atau 280% dari laba US$76,1 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Diuntungkan Pandemi, Laba Bersih Amar Bank Naik 25% di Kuartal III 2020

Salah satu penyebab penurunan laba tersebut karena realisasi harga batu bara pada YTD September 2020 mengalami penurunan sebesar 14%. Hal ini dipicu oleh kondisi ekonomi global dan pasar yang negatif sehingga berimbas pada permintaan batu bara pada pasar utama Perseroan, juga pandemi Covid-19 yang berdampak pada negara-negara pengimpor batu bara.

Selain itu, penurunan pada volume penjualan terjadi hingga September 2020 sebesar 5% dibandingkan September 2019 year to date. Hal ini terjadi karena terkoreksinya permintaan batu bara China dan India.

Penurunan laba tersebut juga disebabkan pembayaran pinjaman yang dilakukan Perseroan sebesar US$331,6 juta secara tunai yang terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$195,8 juta dan bunga sebesar US$135,8 juta (termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar) telah dibayarkan secara tunai sejak April 2018.

Pendapatan ytd September 2020 juga mengalami kejatuhan hingga 19% menjadi US$2.773,9 juta dari US$3.413,6 juta. Hal ini karena penurunan realisasi harga penjualan batu bara sebesar 14% dan penurunan volume penjualan sebesar 5%, serta volume penjualan gabungan mengalami penurunan sebesar 3,1 MT, terutama di Arutmin.

Meskipun sektor ekonomi saat ini masih dalam kondisi merugikan dan dampak pandemi Covid-19 terhadap bisnis Perseroan, pendapatan operasional Perseroan tercatat sebesar US$156,9 juta-meskipun lebih rendah dari tahun lalu. Penekanan maksimal telah dilakukan pada cost management-Harga Pokok Penjualan turun sebesar 12% menjadi US$2.468,0 juta di YTD September 2020 dibandingkan dengan US$2.816,7 juta di YTD September 2019.

Beban Usaha mengalami penurunan sebesar 12% menjadi hanya sebesar US$149 juta dibandingkan US$169,3 juta tahun lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: