Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Alasan Tentara Taiwan Ciut di Hadapan Pasukan Udara Militer China

Ini Alasan Tentara Taiwan Ciut di Hadapan Pasukan Udara Militer China Kredit Foto: Creative Commons
Warta Ekonomi, Taipei -

Sepanjang Oktober 2020, pemerintah Republik China (Taiwan) bersiaga penuh seiring meningkatnya ancaman dari Tentara Pembebasan Rakyat China. Bagaimana tidak, selama hampir sebulan penuh jet-jet tempur militer China terus-menerus menerobos masuk ke wilayah udata Selat Taiwan.

Dalam laporan yang dikutip dari Liberty Times, Minggu (1/11/2020), Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) menggelar latihan perang selama 25 hari sepanjang Oktober. Tak ayal, jet-jet tempur Angkatan Udara Taiwan (ROCAF) sibuk untuk menghalau aksi pesawat-pesawat tempur China.

Baca Juga: Cuekin China, AS Sengaja Jual 400 Rudal Harpoon buat Diborong Taiwan

Dalam waktu 25 hari, sejumlah pesawat tempur China tercatat 84 kali menerobos wilayah zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan selama bulan Oktober. 

Data lain menunjukkan, durasi latihan dan banyaknya insiden penerobosan ke wilayah Taiwan, menjadikan Oktober 2020 sebagai bulan dengan aksi militer China terbanyak sepanjang tahun ini.

Langkah ini diambil setelah Taiwan menyepakati pembelian ratusan rudal dari Amerika Serikat (AS). Pada 22 Oktober 2020, juru bicara Kementerian Pertahanan China, Kolonel Tan Kefei, menyatakan jika Taiwan dan AS melanggar prinsip kesatuan China dan tiga Komuni Gabungan China-AS. 

Selain itu, China juga menyebut AS melakukan intervensi urusan dalam negeri, merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan China.

Menurut laporan yang dikutip dari Taiwan News, Taiwan membeli 135 rudal jelajah AGM-84H SLAM-ER, enam pod pegintai udara MS-110, 11 peluncur roket ringan M142. 

Kementerian Pertahanan Taiwan meyakini kemampuan rudal jelajah AGM-84H SLAM-ER untuk menghadapi ancaman serangan pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China, baik siang atau pun malam hari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: