Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saking Kompetitifnya, Sawit Jadi Korban Kelicikan Uni Eropa

Saking Kompetitifnya, Sawit Jadi Korban Kelicikan Uni Eropa Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bagi negara-negara produsen minyak kelapa sawit terutama Indonesia, nama Uni Eropa sudah menjadi momok tersendiri karena menyuarakan berbagai gempuran untuk menghambat pergerakan minyak sawit di pasar global.

Kehadiran minyak sawit yang sangat kompetitif dengan harga murah di Uni Eropa justru menjadi ancaman bagi minyak rapeseed. Perlu dicatat bahwa tanaman rapeseed di UE disubsidi besar-besaran sehingga apabila kalah bersaing dengan minyak sawit, artinya subsidi yang digelontorkan pemerintah UE akan menjadi sia-sia dan berimplikasi pada politik domestik UE. 

Berbagai upaya dilakukan karena minyak rapeseed sebagai komoditas minyak nabati andalan UE kalah bersaing dengan minyak sawit dalam segala hal. Secara tidak langsung, apa yang dilakukan UE menunjukkan betapa liciknya cara main yang diterapkan negara-negara tersebut.

Baca Juga: Rekomtek Replanting Sawit dari Kementan untuk Bengkulu

Melansir laporan PASPI Monitor, berikut lima kelicikan Uni Eropa untuk menghambat impor minyak sawit di pasar UE.

Pertama, untuk membatasi impor minyak sawit, UE menerapkan wajib sertifikasi berkelanjutan bagi minyak sawit dan produk turunannya. Sementara itu, minyak rapeseed dan minyak nabati impor lainya (selain sawit) tidak memiliki dan mewajibkan sistem sertifikasi berkelanjutan.

Kedua, UE membuat hambatan untuk sawit dengan mengaitkannya dengan deforestasi global. Padahal, Studi European Commision (2013) telah membuktikan bahwa driver utama deforestasi global ialah peternakan dan minyak kedelai dari Amerika Selatan, bukan kelapa sawit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: