Persoalan kawasan kumuh di Kota Surabaya, Jawa Timur, menjadi perdebatan hangat dua Calon Wali Kota Surabaya, yakni Eri Cahyadi dan Machfud Arifin dalam debat publik pilkada perdana yang digelar KPU setempat di Kota Surabaya, Rabu malam.
"Di Surabaya ternyata masih banyak kawasan kumuh seperti di Asem Rowo yang penuh sampah, kemudian di Krembangan juga banyak sampah," kata Cawali Machfud Arifin.
Menurut dia, kriteria mendapatkan kawasan layak huni adalah ketersediaan perumahan, ketersediaan air bersih, ruang publik dan sanitasi. Sedangkan di Surabaya masih ada 100 ribu kepala keluarga (KK) yang tidak punya jamban.
"Kemudian di sungai masih banyak orang buang kotoran. Kalau saya menjabat jadi wali kota, saya pastikan tidak ada orang buang kotoran di sungai," katanya.
Hal sama juga dikatakan pasangan Machfud Arifin, Cawawali Mujiaman. Ia mengatakan terkait kampung kumuh ternyata di Surabaya masih ada kawasan yang menjadi langganan banjir.
"Masalah banjir, ternyata kampung-kampung baru punya saluran tapi tidak terhubung dengan saluran besar. Machfud-Mujiaman memiliki program berupa anggaran Rp150 juta per RT agar RT bisa membangun saluran air," katanya.
Sementara itu, Cawali Surabaya Eri Cahyadi mengatakan berdasarkan dari data dari Dirjen Cipta Karya bahwa kawasan kumuh di Surabaya sudah 0 persen.
"Kumuh itu tidak hanya pandangan mata, tapi juga data," katanya.
Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: