Rencana pemberian gelar Bintang Mahaputerakepada mantan Panglima TNI (Purn) Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi perbincangan publik. Pemberian gelar dari Presiden Jokowi itu dianggap politis karena ada kesan kuat bagian cara untuk menjinakkan Gatot.
Baca Juga: Bintang Mahaputera Cara Jinakkan Gatot Nurmantyo? Refly Harun yang Curiga
Seperti diketahui Gatot bersama sejumlah kolega di dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) kerap bersuara kritis terhadap kebijakan pemerintah. KAMI terus mendapat simpati publik, deklarasinya di sejumlah daerah disambut hangat hingga akhirnya sejumlah aktivisnya ditangkap polisi. Tuduhannya ”serius”: menghasut unjuk rasa yang berujung rusuh.
Analis politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno mengatakan publik tidak bisa tidak tentu akan mengaitkan pemberian gelar ini dengan sepak terjang Gatot belakangan, setelah lepas dari jabatan panglima TNI. "Secara umum publik setengah kaget dengan penghargaan itu karena belakangan ini manuver Gatot kerap berseberangan dengan pemerintah," terang Adi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (5/11/2020).
Namun begitu, Adi menyadari bahwa sebagian publik lain juga menilai penghargaan ini perkara biasa, mengingat Gatot adalah mantan panglima TNI yang berhak mendapatkan gelar tersebut. "(Pemberian gelar ini) bakti (Gatot) buat bangsa bangsa sudah teruji. Problemnya, manuver Gatot belakangan seakan menghapus pengabdian gatot selama jadi panglima," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil